Turunan: Operasi dalam kalkulus

Dalam matematika, turunan atau derivatif dari sebuah fungsi adalah cara mengukur sensitivitas perubahan nilai fungsi terhadap perubahan pada nilai variabelnya.

Sebagai contoh, turunan dari posisi sebuah benda bergerak terhadap waktu mengukur kecepatan benda bergerak ketika waktu berjalan. Turunan adalah alat penting dalam kalkulus.

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi
Grafik fungsi (warna hitam) dan garis tangen pada fungsi (warna merah). Kemiringan dari garis tangen sama dengan turunan fungsi pada titik tersebut.

Turunan sebuah fungsi satu variabel di suatu titik, jika itu ada, adalah kemiringan dari garis singgung dari grafik fungsi di titik tersebut. Garis singgung adalah hampiran (aproksimasi) linear terbaik dari fungsi di sekitar titik tersebut. Konsep turunan dapat diperumum untuk fungsi multivariabel. Dalam perumuman ini, turunan dianggap sebagai transformasi linear, dengan translasi yang sesuai, menghasilkan hampiran linear dari grafik fungsi multivariabel tersebut. Matriks Jacobi adalah matriks yang merepresentasikan transformasi linear terhadap suatu basis yang ditentukan. Matriks ini dapat ditentukan dengan turunan parsial dari variabel-variabel independen. Pada fungsi multivariabel bernilai real, matriks Jacobi tereduksi menjadi vektor gradien.

Proses menemukan turunan disebut diferensiasi. Kebalikan proses ini disebut dengan antiturunan. Teorema fundamental kalkulus menyatakan hubungan diferensiasi dengan integrasi. Turunan dan integral adalah dua operasi dasar dalam kalkulus satu-variabel.

Konsep turunan fungsi yang universal banyak digunakan dalam berbagai cabang matematika maupun bidang ilmu yang lain. Dalam bidang ekonomi, turunan digunakan untuk menghitung biaya marginal, total penerimaan, dan biaya produksi. Bidang biologi menggunakan turunan untuk menghitung laju pertumbuhan mikroorganisme, dalam bidang fisika untuk menghitung kepadatan kawat, dalam bidang kimia untuk menghitung laju pemisahan, dalam bidang geografi untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk, dan masih banyak lagi.

Pendahuluan

Secara informal, turunan dari sebuah fungsi y = f(x) dengan variabel x adalah ukuran dari rasio perubahan nilai y terhadap perubahan nilai variabel x. Jika x dan y adalah bilangan real, dan jika grafik fungsi f diplot terhadap x, besar turunan dari fungsi ini pada sembarang titik menandakan kemiringan dari grafik fungsi pada titik tersebut.

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Kemiringan dari fungsi linear y = f(x) = mx + b adalah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Kasus sederhana dari fungsi f(x) adalah fungsi linear yang memiliki persamaan y = f(x) = mx + b, dengan bilangan real m dan b. Kemiringan dari fungsi ini, m, dinyatakan dengan

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

dengan simbol Δ (Delta) adalah singkatan untuk "perubahan nilai", dan simbol Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  masing-masing menyatakan besar perubahan yang terjadi. Sebagai contoh,

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Persamaan di atas berlaku, karena
Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
dan menghasilkan persamaan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang memberikan persamaan kemiringan dari suatu garis.
Nilai perubahan sebagai nilai limit
Gambar 1. Garis singgung pada (x, f(x))
Gambar 2. Garis sekan pada grafik fungsi y= f(x) yang melalui titik (x, f(x)) dan (x + h, f(x + h))
Gambar 3. Garis singgung sebagai limit dari garis sekan
Gambar 4. Ilustrasi animasi: garis singgung (turunan) sebagai limit dari garis-garis sekan

Jika fungsi f tidak linear (maksudnya grafik fungsi bukan berupa garis lurus), maka perubahan nilai y dibagi dengan perubahan nilai x dapat berubah-ubah tergantung nilai perubahan nilai x yang dipilih. Turunan adalah metode untuk menentukan nilai unik dari perbandingan perubahan nilai tersebut, yang tidak tergantung besar perubahan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  melainkan titik x yang dipilih. Metode menentukan turunan dapat diilustrasikan lewat Gambar 1 sampai Gambar 3, yang menggambarkan nilai limit dari perbandingan Δy / Δx dengan besar Δx menuju 0.

Asal-usul definisi

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Garis sekan yang berubah menjadi garis singgung ketika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .

Salah satu cara umum untuk menyatakan cara diferensiasi yang intuitif ke dalam definisi yang matematis adalah dengan mendefinisikan turunan sebagai limit dari perbandingan dua bilangan real. Pendekatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

Misalkan f adalah fungsi bernilai real yang terdefinisi pada suatu lingkungan buka dari suatu bilangan real a. Dalam geometri, garis singgung dari grafik fungsi f di a adalah suatu garis unik yang melalui titik (a, f(a)) dan tidak memotong fungsi f di sekitar titik (a, f(a)). Turunan dari y terhadap x di a secara geometris adalah besar kemiringan dari garis singgung grafik f di (a, f(a)). Besar kemiringan garis singgung akan sangat mirip dengan besar kemiringan garis yang melalui titik (a, f(a)) dan sebuah titik lain di grafik yang dekat dengannya, sebagai contoh (a + h, f(a + h)). Garis yang didefinisikan ini disebut dengan garis sekan. Nilai h yang dekat dengan nol akan memberikan hampiran (dugaan, aproksimasi) yang baik mengenai besar kemiringan garis singgung; dan secara umum, nilai (mutlak) h yang semakin kecil akan memberikan hampiran yang lebih baik. Besar kemiringan m dari garis sekan adalah perbedaan nilai y antara dua titik tersebut, dibagi dengan perbedaan nilai x pada dua titik yang sama, dengan kata lain

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Limit digunakan untuk mengubah nilai hampiran ke nilai yang pasti (exact). Jika nilai dari limit ketika h menuju nol ada, maka nilai ini menyatakan besar kemiringan dari garis singgung fungsi di titik (a, f(a)). Limit ini didefinisikan sebagai turunan dari fungsi f di a:

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Jika nilai limit ada, f dikatakan terdiferensialkan di a. Notasi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah salah satu notasi umum untuk turunan. Definisi turunan ini mengandung hubungan yang intuitif bahwa suatu fungsi terdiferensialkan f bersifat menaik jika dan hanya jika turunannya bernilai positif, dan menurun jika dan hanya jika turunannya bernilai negatif. Fakta ini sering digunakan dalam analisis mengenai perilaku fungsi, contohnya dalam menentukan titik ekstrem fungsi.

Selain itu, turunan juga memenuhi sifat

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

yang menghasilkan interpretasi yang intuitif (lihat Gambar 1) bahwa garis singgung fungsi f di a memberikan hampiran linear terbaik

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

untuk nilai fungsi f di sekitar a (yakni, untuk nilai h yang kecil). Interpretasi ini adalah konsep termudah yang dapat diperumum ke kasus-kasus lainnya.

Metode subtitusi h dengan nol pada perbandingan beda tidak dapat dilakukan karena menghasilkan pembagian oleh nol. Hal ini menyebabkan besar kemiringan dari garis singgung tidak dapat ditemukan secara langsung lewat subtitusi. Besar kemiringan dapat ditentukan mendefinisikan Q(h) menjadi perbandingan (quotinent) beda sebagai fungsi dari h:

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  secara geometris menyatakan kemiringan dari garis sekan yang melalui Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Jika f adalah fungsi kontinu, secara informal mengartikan grafik fungsinya berupa kurva tak putus dan tidak mengandung celah, maka fungsi Q kontinu selain di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Jika limit Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ada, maka ada cara lain memilih nilai untuk Q(0) yang membuat Q menjadi fungsi kontinu, membuat fungsi f terdiferensialkan di a, dan besar turunannya di a sama dengan Q(0). Pada praktiknya, keberadaan Q(h) yang kontinu di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ditunjukkan dengan mengubah ekspresi pada pembilang agar dapat "mencoret" semua suku h pada penyebut. Manipulasi seperti itu memungkinkan nilai limit dari Q untuk nilai h yang kecil terlihat jelas, walaupun Q masih tidak terdefinisi di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Proses manipulasi ini dapat sangat panjang dan melelahkan untuk fungsi yang rumit, dan banyak jalan pintas digunakan untuk menyederhanakan proses.

Contoh perhitungan

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Fungsi kuadrat

Fungsi kuadrat memiliki persamaan f(x) = x2 dan diferensialkan di x = 3, dengan nilai turunan fungsi di titik tersebut adalah 6. Hasil ini didapatkan dari menghitung limit dengan h menuju nol, dari persamaan beda f(3):

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Ekspresi terakhir menunjukkan persamaan beda sama dengan ekspresi 6 + h saat Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan tidak terdefinisi saat h = 0, karena definisi dari persamaan beda. Tetapi, definisi dari limit menyatakan persamaan beda tidak harus terdefinisi saat h = 0. Nilai limit adalah hasil dari membuat variabel h menuju nol, mengartikan ekspresi 6 + h saat nilai h menuju sekecil mungkin akan menjadi:
Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Mengartikan kemiringan dari grafik fungsi kuadrat di titik (3, 9) adalah 6, dan turunannya di x = 3 adalah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Secara umum, perhitungan yang sama dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa turunan fungsi kuadrat di x = a adalah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi :
    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Sejarah

Kalkulus, atau dikenal dalam sejarah lebih awalnya, kalkulus infinitesimal, merupakan cabang matematika yang berfokus pada konsep limit, fungsi, turunan, integral, dan deret takhingga. Isaac Newton dan Gottfried Leibniz menemukan kalkulus secara terpisah pada pertengahan abad ke-17. Namun dalam pertikaian yang pahit, Leibniz dituduh bahwa ia mencuri karya Newton dan sebaliknya. Pertikaian ini berlanjut hingga kematian mereka berdua.

Definisi

Sebuah fungsi dengan variabel real, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dikatakan terdiferensialkan atau dapat diturunkan pada suatu titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di domainnya, jika domain fungsi tersebut mengandung suatu interval buka Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang beranggotakan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dan nilai limit

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
ada. Hal ini mengartikan bahwa, untuk setiap bilangan real positif Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  (bahkan jika nilainya sangat kecil), akan ada suatu bilangan real positif Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  sedemikian sehingga, untuk semua h yang memenuhi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , menyebabkan nilai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdefinisi dan
Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
dengan bar vertikal menyatakan nilai mutlak (lihat definisi epsilon-delta dari limit).

Jika fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdiferensialkan di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dengan kata lain jika nilai limit Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ada, maka nilai limit ini disebut turunan dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dan dinyatakan dengan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  atau Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  (dibaca "turunan dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terhadap Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi " atau "dy per dx di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi ").

Kekontinuan dan keterdiferensialan

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Fungsi tangga tidak memiliki turunan pada titik berwarna merah, karena fungsi tidak kontinu di titik tersebut.

Fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang terdiferensialkan di suatu titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , juga akan bersifat kontinu di titik tersebut. Sebagai contoh dari sifat ini, misalkan f adalah fungsi tangga yang menghasilkan nilai 1 untuk semua x kurang dari nilai a, dan menghasilkan nilai yang berbeda, misalnya 10, untuk semua nilai x yang lebih besar atau sama dengan a. Fungsi f tidak dapat memiliki turunan di titik a. Untuk nilai h yang negatif, titik a + h akan terletak di sisi rendah dari fungsi tangga, menjadikan garis sekan dari a ke a + h akan sangat curam; dan semakin curam saat h menuju nol. Sedangkan nilai h yang positif, maka a + h terletak pada sisi tinggi dari fungsi tangga, sehingga garis sekan dari a ke a + h tidak memiliki kemiringan (datar). Alhasil garis-garis sekan tidak menuju besar kemiringan yang sama, mengakibatkan nilai limit dari persamaan beda tidak ada.

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Fungsi nilai mutlak bersifat kontinu, namun tidak dapat didiferensiasi di x = 0 karena garis sekannya tidak menghasilkan kemiringan yang sama ketika dihitung dari kiri dan dari kanan.

Tetapi, bahkan jika fungsi kontinu di suatu titik, fungsi tersebut mungkin tidak terdiferensialkan di sana. Sebagai contoh, fungsi nilai mutlak f(x) = |x| bersifat kontinu di x = 0, namun tidak terdiferensialkan di titik itu. Jika h positif, maka kemiringan dari garis sekan dari 0 ke h bernilai 1, sedangkan jika h negatif, maka kemiringan garis sekan dari 0 ke h bernilai -1. Bahkan fungsi mulus tidak dapat diturunkan di titik yang garis singgungnya merupakan garis vertikal: Sebagai contoh, fungsi f(x) = x1/3 tidak terdiferensialkan di x = 0.

Secara singkat, fungsi yang terdiferensialkan adalah fungsi yang kontinu, tetapi ada fungsi kontinu yang tidak dapat didiferensialkan.

Sebagian besar fungsi pada praktiknya memiliki turunan di semua titik atau hampir semua titik. Pada awal sejarah kalkulus, banyak matematikawan mengasumsikan fungsi kontinu dapat diturunkan di banyak titik. Pada kondisi yang standar, hal ini berlaku karena kebanyakan fungsi adalah fungsi monoton atau fungsi Lipschitz. Tetapi pada tahun 1872, Weierstrass menemukan contoh pertama dari fungsi yang kontinu dimanapun namun tidak terdiferensialkan dimanapun. Contoh tersebut sekarang dikenal sebagai fungsi Weierstrass.

Turunan sebagai sebuah fungsi

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Turunan di berbagai titik berbeda pada suatu fungsi terdiferensialkan. Pada kasus ini, besar turunannya sama dengan:Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Misalkan f adalah fungsi yang memiliki turunan di setiap titik di domainnya. Seseorang dapat mendefinisikan sebuah fungsi yang memetakan setiap titik x ke nilai dari turunan f di x. Salah satu notasi untuk menulis fungsi ini adalah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dan disebut sebagai fungsi turunan atau turunan dari f. Terkadang f memiliki turunan pada sebagian besar, tapi tidak semua, titik di domainnya. Fungsi yang nilainya di a sama dengan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  kapanpun nilai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdefinisi, dan tidak terdefinisi di nilai-nilai yang lainnya, juga disebut turunan dari f. Fungsi ini memiliki domain yang lebih kecil daripada domain dari f.

Menggunakan ide tersebut, turunan dapat dianggap sebagai fungsi dari fungsi: Turunan adalah sebuah operator dengan domainnya adalah himpunan semua fungsi yang memiliki turunan di semua titik pada domain mereka, dan citra-nya (range) adalah himpunan berisi fungsi-fungsi. Jika operator ini dinyatakan dengan D, maka D(f) sama dengan fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Selain itu, karena D(f) adalah sebuah fungsi, nilainya dapat dihitung di titik a. Dengan menggunakan definisi dari fungsi turunan, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Sebagai contoh, pertimbangkan fungsi f(x) = 2x; f adalah fungsi satu variabel yang bernilai real, mengartikan fungsi ini menerima sebuah angka lalu menghasilkan sebuah angka:

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Operator D di sisi lain, tidak menerima maupun menghasilkan angka, melainkan fungsi:

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Karena D menghasilkan sebuah fungsi, hasil dari D dapat dievaluasi di suatu titik. Sebagai contoh, ketika D diterapkan pada fungsi kuadrat xx2, D akan menghasilkan fungsi x ↦ 2x, yang dapat diberi nama f(x). Fungsi hasil ini selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung f(1) = 2, f(2) = 4, dan seterusnya.

Notasi turunan

Beberapa notasi untuk menyatakan turunan dikembangkan pada awal perkembangan kalkulus, dan beberapa notasi tersebut masih digunakan saat ini.

Notasi Leibniz

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Gottfried Wilhelm von Leibniz (1646 - 1716), filsuf Jerman, matematikawan, dan nama notasi matematika yang paling luas digunakan dalam kalkulus.

Simbol Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  diperkenalkan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada tahun 1675. Notasi ini masih umum digunakan ketika persamaan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ingin dipandang sebagai hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Turunan pertama dengan notasi ini ditulis sebagai

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
dan awalnya dianggap sebagai perbandingan dua besaran infinitesimal ("infinitely small", "yang tak hingga kecilnya"). Turunan tingkat tinggi, yakni turunan ke-n dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dituliskan sebagai
Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Notasi tersebut merupakan 'singkatan' dari penerapan operator turunan secara berulang. Sebagai contoh, notasi turunan kedua
    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Dengan menggunakan notasi Leibniz, turunan dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dapat ditulis dalam dua cara berbeda:

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Notasi Leibniz memungkinkan penulisan variabel diferensiasi (sebagai penyebut), yang berperan dalam turunan parsial. Notasi ini juga dapat digunakan untuk menulis aturan rantai sebagai

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Selain itu, notasi Leibniz memperlihatkan hubungan variabel yang sesuai dengan analisis dimensi. Sebagai contoh, turunan kedua Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  memiliki dimensi yang sama dengan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .

Notasi Lagrange

Terkadang disebut dengan notasi petik/prima (prime notation), salah satu notasi turunan yang umum lainnya adalah notasi yang diperkenalkan Joseph-Louis Lagrange. Notasi ini menggunakan simbol prima, yang mirip dengan simbol petik. Turunan dari fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dituliskan sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Serupa dengan itu, turunan kedua dan ketiga dari fungsi ditulis sebagai

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi    dan   Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Untuk menyatakan turunan tingkat tinggi, beberapa penulis menggunakan angka Romawi yang ditulis sebagai tika atas, sedangkan yang lain menuliskan angka dalam simbol kurung:

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi    atau   Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Notasi yang kedua dapat diperumum untuk menghasilkan notasi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  untuk turunan ke-n dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Notasi ini ringkas dan paling berguna ketika turunan dianggap sebagai fungsi tersendiri, berbeda dengan notasi Leibniz yang mengganggap turunan sebagai hubungan antar variabel. Nilai fungsi turunan ke-n di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dituliskan sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .

Notasi Newton

Notasi Newton untuk turunan juga disebut sebagai notasi dot/titik. Notasi ini menggunakan titik yang diletakkan di atas nama fungsi, untuk merepresentasikan turunan terhadap waktu. Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi    dan   Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

masing-masing menyatakan turunan pertama dan turunan kedua dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Notasi Newton saat ini hanya digunakan untuk turunan terhadap waktu atau terhadap panjang busur, yang umum ditemukan dalam persamaan diferensial di fisika dan geometri diferensial. Notasi Newton, malangnya, sulit digunakan untuk turunan tingkat tinggi (turunan ke-4 atau lebih), dan tidak dapat digunakan untuk fungsi multivariabel.

Notasi Euler

Notasi yang diperkenalkan Leonhard Euler menggunakan operator diferensial Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , yang ketika diterapkan pada sebuah fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  akan menghasilkan turunan pertama Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Turunan ke-n dengan notasi ini ditulis sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah variabel terikat, maka tika bawah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  umum dilekatkan ke Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  untuk memperjelas Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah variabel bebas. Notasi Euler selanjutnya dapat ditulis sebagai

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi    atau  Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi ,

walaupun tika bawah umumnya tidak digunakan jika konteks variabel Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dapat dipahami, contohnya ketika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah satu-satunya variabel bebas dalam ekspresi. Notasi Euler berguna dalam menyatakan dan menyelesaikan sistem persamaan diferensial linear.

Kaidah dalam menentukan turunan fungsi

Definisi turunan dapat digunakan untuk menentukan turunan suatu fungsi, seperti Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Proses ini dilakukan membuat persamaan perbandingan beda, lalu menghitung limitnya. Tapi pada praktiknya proses ini seringkali melelahkan. Dalam pendidikan terkait kalkulus diferensial, proses ini hanya dilakukan pada awal pembelajaran. Selanjutnya, menentukan turunan fungsi dilakukan dengan merujuk pada tabel/daftar turunan fungsi yang umum maupun dengan menggunakan aturan-aturan turunan.

Kaidah untuk fungsi-fungsi dasar

Setiap aturan pada bagian ini dapat dihasilkan dengan membuat persamaan beda, lalu menghitung limit Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Proses tersebut memerlukan strategi yang berbeda untuk mendapatkan hasil turunan, tergantung jenis fungsinya. Pada bagian ini, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  berupa bilangan real.

  • Turunan pangkat:
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
  • Turunan implisit:

Contoh 1: mencari turunan dy/dx dari:

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

dapat dilakukan dengan cara berikut:

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Contoh 2: mencari turunan dx/dy dari:

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

dapat dilakukan dengan cara berikut:

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

  • Fungsi eksponensial dan logaritma:
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
  • Fungsi trigonometri:
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
  • Fungsi invers trigonometri:
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Kaidah untuk fungsi komposit

Beberapa aturan berikut dapat digunakan untuk menentukan turunan komposisi fungsi dengan membaginya menjadi masalah-masalah turunan yang lebih sederhana. Pada bagian ini, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah fungsi yang terdiferensialkan pada selang Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .

  • Aturan konstanta:
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  untuk Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  berupa fungsi konstan.
  • Kaidah jumlah:
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  untuk semua fungsi f dan g, dan untuk semua bilangan real Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .
  • Kaidah darab:
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  untuk semua fungsi f dan g. Aturan ini mencakup kasus yang istimewa, yakni fakta bahwa Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dengan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  berupa konstanta. Karena menurut aturan konstanta, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .
  • Kaidah hasil-bagi:
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  untuk semua fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , di semua titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang memenuhi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Pada kasus Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  berupa fungsi konstan bernilai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , akan didapatkan hubungan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
  • Aturan rantai untuk komposisi fungsi:
      Jika fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdiferensialkan pada selang Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dan fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdiferensialkan pada selang Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  (Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah citra dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang dihasilkan fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi ), maka komposisi fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdiferensialkan di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
  • Kaidah fungsi invers:
      Jika fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  bersifat bijektif, dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah invers dari fungsi tersebut, maka
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
      Hubungan ini berlaku sembarang titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang memenuhi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Contoh perhitungan

Turunan dari fungsi

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

dapat dilakukan dengan pertama kali menerapkan kaidah jumlah; turunan dari penjumlahan fungsi-fungsi sama dengan penjumlahan dari turunan fungsi-fungsi:

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Tahap selanjutnya adalah menghitung turunan dari masing-masing fungsi. Kaidah rantai digunakan untuk menentukan turunan dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , sedangkan kaidah darab digunakan untuk menentukan turunan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi :
    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Turunan tingkat tinggi

Misalkan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah fungsi terdiferensialkan, dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah fungsi turunannya. Turunan dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  (jika ada) ditulis sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan disebut turunan kedua dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Serupa dengan itu, turunan dari turunan kedua, jika ada, ditulis sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan disebut turunan ketiga dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi ; dan seterusnya. Turunan berulang ini disebut turunan tingkat tinggi. Turunan ke-n juga dapat dituliskan sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  menyatakan posisi suatu objek pada waktu Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka turunan tingkat tinggi dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  memiliki interpretasi khusus dalam bidang fisika. Turunan pertama dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  menyatakan kecepatan objek, turunan kedua menyatakan besar akselerasinya, sedangkan turunan ketiga dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  menyatakan sentakan.

Fungsi mulus

Sebuah fungsi yang dapat diturunkan tak hingga kali disebut fungsi mulus. Tidak semua fungsi merupakan fungsi mulus; sebagai contoh, fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang tidak kontinu tidak dapat diturunkan. Serupa dengan itu, bahkan jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  memiliki turunan, fungsi turunan keduanya mungkin tidak ada. Sebagai contoh, misalkan fungsi

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Perhitungan menunjukkan bahwa Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah fungsi yang terdiferensialkan namun tidak memiliki turunan di nol. Jika suatu fungsi dapat diturunkan k kali berturut-turut dan turunan ke-k-nya bersifat kontinu, maka fungsi tersebut merupakan anggota kelas keterdiferensialan Ck.

Polinomial Taylor dengan sisa

Pada garis bilangan real, setiap fungsi polinomial terdiferensialkan tak hingga kali. Dengan menggunakan kaidah turunan pangkat, sebuah polinomial berderajat n akan menjadi fungsi konstan jika diturunkan sebanyak n kali. Semua turunan fungsi tersebut selanjutnya sama dengan 0 (fungsi konstan). Hal ini mengartikan fungsi polinomial termasuk fungsi mulus.

Turunan tingkat tinggi dari sebuah fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di suatu titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , akan memberikan hampiran polinomial terbaik untuk fungsi tersebut di sekitar titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Sebagai contoh, jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdiferensialkan dua kali, maka

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

dalam artian bahwa

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdiferensialkan tak hingga kali, maka persamaan turunan kedua dapat diteruskan menjadi deret Taylor untuk fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang dievaluasi di x + h sekitar titik x.

Kaidah untuk turunan tingkat tinggi

  • Aturan Leibniz
      Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dapat diturunkan sebanyak Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  kali, maka turunan ke-Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dari fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah
      Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
      Ekspresi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang muncul pada persamaan tersebut menandakan koefisien binomial. Aturan ini adalah perumuman dari kaidah darab.

Turunan pada sistem bilangan kompleks

Definisi dan aturan-aturan terkait turunan dapat diperumum untuk fungsi dengan variabel kompleks dan nilai kompleks. Perumuman ini dapat dilakukan karena bilangan kompleks juga memiliki sifat penjumlahan, perkalian, dan pembagian; sama seperti bilangan real. Selain itu, konsep jarak (Euklides) antar bilangan pada bilangan kompleks dapat dijelaskan secara sederhana.

Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  berupa himpunan buka, dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah fungsi bernilai kompleks, maka Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dikatakan terdiferensialkan di titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  bila nilai limit

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

ada. Turunan kompleks ini disimbolkan dengan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  Definisi ini memungkinkan untuk menggunakan konsep kelinearan: turunan menyatakan besar "kemiringan" dari fungsi [kompleks] linear terbaik yang menghampiri fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  Tapi, perhatian lebih diperlukan karena nilai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  pada limit berupa bilangan kompleks. Berbeda dengan limit pada bilangan real yang hanya memerlukan dua arah ("limit dari kanan" dan "limit dari kiri"), limit pada bilangan kompleks dapat "bergerak" dari takhingga banyaknya arah. Akibatnya, konsep turunan fungsi kompleks jauh lebih ketat ketimbang pada fungsi bernilai real. Sebagai contoh fungsi nilai mutlak kompleks tidak memiliki turunan dimanapun. Sebuah fungsi kompleks dapat diturunkan pada suatu titik, jika dan hanya jika fungsi tersebut memenuhi persamaan Cauchy-Riemann di titik tersebut.

Walaupun (atau tepatnya karena) konsep turunan yang jauh lebih ketat, aturan-aturan perhitungan turunan pada fungsi bilangan real dapat digunakan untuk fungsi bilangan kompleks. Hal ini mencakup aturan jumlah, darab, dan rantai, juga aturan fungsi invers. Banyak fungsi kompleks, seperti eksponensial dan logaritma, memiliki sifat turunan yang mirip dengan versi realnya.

Jika fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdiferensialkan di keseluruhan domain Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  disebut fungsi holomorfik di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Fungsi kompleks yang terdiferensialkan di keseluruhan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  disebut fungsi entire. Fungsi holomorfik memiliki beberapa sifat yang unik. Sebagai contoh, teorema Picard menyimpulkan bahwa citra (range) dari fungsi entire hanya dapat berupa: Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , atau Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  untuk suatu Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Hasil ini dapat digunakan untuk menyimpulkan bahwa, jika fungsi kompleks Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  tidak pernah menghasilkan nilai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  maupun nilai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah fungsi konstan.

Turunan untuk fungsi bernilai vektor

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Grafik dari fungsi bernilai vektor Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi yang berbentuk heliks. Panah menandakan vektor yang dihasilkan fungsi di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .

Sebuah fungsi bernilai vektor Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dengan variabel real, adalah fungsi yang memetakan bilangan real (ril) ke suatu vektor di suatu ruang vektor Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Fungsi bernilai vektor dapat dibagi menjadi fungsi-fungsi koordinatnya, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Hal ini mengartikan fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dapat ditulis sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Contoh dari fungsi bernilai vektor adalah kurva parametrik di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  atau Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Fungsi-fungsi koordinat adalah fungsi bernilai real, mengakibatkan definisi turunan dapat diterapkan bagi mereka semua. Turunan dari fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  didefinisikan sebagai sebuah vektor, disebut vektor singgung, yang koordinatnya adalah nilai turunan dari semua fungsi koordinatnya. Dengan kata lain,

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Bentuk tersebut dapat dihasilkan dari menghitung
Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
dengan mengasumsikan limit dari fungsi tersebut ada. Sebagai contoh, bila Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah vektor yang menandakan posisi suatu partikel pada waktu Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , turunan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dapat dipandang sebagai vektor kecepatan dari partikel pada waktu Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .

Turunan untuk fungsi multivariabel

Pembahasan pada bagian-bagian sebelumnya hanya memperhatikan fungsi dengan satu variabel. Fungsi yang memetakan vektor ke vektor maupun vektor ke bilangan juga dapat memiliki turunan. Tetapi, garis singgung pada grafik fungsi tersebut belum tentu unik, karena ada banyak arah yang mungkin untuk membuat garis tersebut. Oleh karena itu, perumuman turunan diperlukan untuk jenis fungsi ini.

Keterdiferensialan dan matriks Jacobi

Turunan parsial

Grafik dari fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Pada turunan parsial dengan nilai variabel Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  konstan, garis singgung yang dihasilkan akan sejajar dengan bidang-xz.
Irisan dari grafik fungsi di bidang-xz Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Dua sumbu yang disajikan di sini memiliki skala yang berbeda. Kemiringan dari garis singgung di titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  sama dengan 3.

Misalkan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah fungsi multivariabel, sebagai contoh Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  Fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dapat dianggap sebagai keluarga fungsi satu variabel yang diindeks oleh variabel-variabel yang lain:

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Dalam contoh ini, setiap nilai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  akan menghasilkan sebuah fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang merupakan fungsi satu variabel. Hal ini dapat dinyatakan dengan pemetaan

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Setelah suatu nilai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dipilih, misalnya Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  selanjutnya menentukan sebuah fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang memetakan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , juga dapat ditulis sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Dalam ekspresi tersebut Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah sebuah konstanta dan bukan sebuah variabel, menjadikan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  sebagai fungsi satu variabel. Alhasil, definisi turunan untuk fungsi satu variabel berlaku:

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Prosedur ini dapat diterapkan untuk sembarang pemilihan nilai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Menggunakan notasi Leibniz, turunan ini menyampaikan perbandingan perubahan nilai fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dalam arah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi :

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

dan disebut sebagai turunan berarah dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terhadap Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Dalam ekspresi tersebut, simbol adalah huruf d melengkung yang disebut sebagai simbol turunan parsial. Untuk membedakannya dengan huruf d yang digunakan dalam turunan satu variabel, ∂ terkadang dilafalkan sebagai "der", "del", atau "parsial", ketimbang "de".

Secara umum, turunan parsial sebuah fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dalam arah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  didefinisikan sebagai

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Dalam perbandingan beda di atas, semua nilai variabel kecuali Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dibuat konstan. Tindakan membuat konstan variabel-variabel ini akan menghasilkan fungsi satu variabel

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

dan dari definisi,

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Ekspresi ini juga menunjukkan bahwa perhitungan turunan parsial dapat disederhanakan menjadi perhitungan turunan satu variabel.

Turunan parsial juga memainkan peran penting dalam pembahasan terkait fungsi bernilai vektor. Misalkan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  sebagai fungsi bernilai vektor. Jika semua turunan parsial Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdefinisi di titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , turunan-turunan parsial ini mendefinisikan sebuah vektor

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

yang disebut sebagai gradien dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  terdiferensialkan di setiap titik di suatu domain, maka gradien adalah sebuah fungsi bernilai vektor Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang memetakan titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke vektor Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Akibatnya, gradien menentukan suatu medan vektor.

Turunan berarah

Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 
Plot kontur dari fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Vektor gradien ditandai oleh warna hitam, dan vektor unit Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang dikali dengan turunan berarah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi dalam arah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ditandai wana jingga. Vektor gradien lebih panjang daripada vektor turunan berarah, karena vektor gradien menunjuk pada arah dengan perubahan nilai fungsi paling besar.

Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah fungsi bernilai real di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka turunan parsial Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  mengukur variasi turunan dalam arah sumbu koordinat. Sebagai contoh, jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah fungsi dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka turunan parsial Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  mengukur variasi di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dalam arah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Tapi, turunan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  tidak mengukur secara langsung variasi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  pada setiap arah lainnya, contohnya di sepanjang garis diagonal Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Ini diukur menggunakan turunan berarah. Misalkan vektor

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

turunan berarah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dalam arah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di titik x didefinisikan melalui limit

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Dalam beberapa kasus, menghitung atau menaksir turunan berarah akan lebih mudah setelah panjang vektor diubah. Proses ini seringkali dilakukan dengan mengubah suatu masalah menjadi perhitungan berupa turunan berarah dalam arah satuan vektor. Sebagai contoh, misalkan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah satuan vektor pada arah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Mensubstitusi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke perbandingan beda di ruas kanan persamaan, akan menghasilkan bentuk

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Dengan mengambil limit Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  menuju nol dari persamaan di atas, didapatkan hubungan turunan berarah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dalam arah vektor Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  sama saja dengan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  kali turunan berarah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dalam arah vektor satuan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Oleh karena itu, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Karena sifat penskalaan ini, turunan berarah seringkali digunakan hanya untuk vektor satuan.

Jika semua turunan parsial Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ada dan kontinu di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka semua turunan parsial menentukan turunan berarah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  pada arah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  melalui rumus berikut:

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Rumus di atas merupakan akibat dari definisi turunan total. Rumus ini juga menunjukkan bahwa turunan berarah bersifat linear di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dalam artian Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .

Definisi yang sama juga berlaku ketika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  berupa fungsi yang memiliki nilai di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi ; dengan menerapkan definisi pada setiap komponen vektor. Pada kasus ini, turunan berarah merupakan vektor di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .

Diferensial total dan matriks Jacobi

Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  merupakan sebuah fungsi dari himpunan terbuka dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka turunan berarah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dalam arah yang dipilih merupakan hampiran linear terbaik ke Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di titik dan arah tersebut. Tetapi jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka tidak ada turunan berarah tunggal yang dapat memberikan gambaran lengkap mengenai perilaku fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Turunan total memberikan gambaran lengkap dengan meninjau semua arah sekaligus. Dalam artian, untuk suatu vektor Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  yang dimulai dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , terdapat rumus hampiran linear yang berlaku sebagai:

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Sama seperti turunan satu variabel, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dipilih sehingga galat hampiran tersebut dapat dibuat sekecil mungkin.

Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  bernilai 1, maka turunan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  merupakan sebuah nilai dan bentuk Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  merupakan hasil kali dari dua bilangan. Tetapi dalam dimensi yang lebih tinggi, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  tidak dapat berupa sebuah bilangan. Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  adalah sebuah bilangan, maka Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  akan berupa vektor di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Sedangkan bentuk-bentuk lainnya berupa vektor di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  sehingga rumus hampiran linear menjadi tidak masuk akal. Agar rumus hampiran linear menjadi masuk akal, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  harus sebuah fungsi yang memetakan vektor di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke vektor di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  harus menyatakan fungsinya dapat dihitung di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi .

Untuk menentukan jenis fungsi apakah tersebut, perhatikan bahwa rumus hampiran linear dapat ditulis ulang sebagai

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Perhatikan bahwa jika vektor lain dipilih, katakanlah Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka persamaan hampiran tersebut menentukan persamaan hampiran lain dengan memasukkan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Ini menentukan persamaan aproksimasi ketiga dengan memasukan nilai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Dengan mengurangi kedua persamaan tersebut akan mendapatkan persamaan berikut.

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Jika diasumsikan bahwa Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  bernilai kecil dan bahwa perubahan turunan kontinu di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  kira-kira sama dengan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Karena itu, ruas kanan pada persamaan tersebut kira-kira sama dengan nol. Ruas kiri pada persamaan dapat ditulis ulang dalam cara yang berbeda dengan menggunakan rumus hampiran linear, dengan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dimasukkan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Rumus hampiran linear menyiratkan:

    Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi 

Rumus tersebut menyarankan bahwa Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  merupakan transformasi linear dari ruang vektor Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke ruang vektor Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Bahkan rumus ini dapat membuat sebuah turunan yang tepat dengan mengukur galat pada hampirannya. Asumsi bahwa galat pada rumus hampiran linear dibatasi oleh hasil kali dari konstanta dengan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dengan konstantanya bebas dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  namun kontinu bergantung pada Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Setelah menambahkan sebuah bentuk galat yang sesuai, maka semua persamaan hampiran di atas dapat ditulis ulang sebagai pertidaksamaan. Khususnya, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  merupakan sebuah transformasi linear hingga bentuk galat kecil. Dalam limit, ketika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  menuju ke nol, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  harus berupa transformasi linear. Karena turunan total didefinisikan dengan mengambil limit ketika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  menuju ke nol, Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  harus berupa transformasi linear.

Kaidah untuk turunan fungsi multivariabel

Turunan implisit

Contoh penerapan

Turunan pada sistem bilangan hiperreal

Dalam matematika, bilangan hiperreal adalah sebuah cara memaknai besaran tak hingga dan infinitesimal (tak hingga kecilnya tapi tidak nol). Hiperreal adalah perumuman dari himpunan bilangan real Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dan mencakup bilangan-bilangan yang lebih besar daripada Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  (untuk sembarang terhingga banyaknya suku). Pada sistem bilangan ini, turunan fungsi real Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di titik real Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dapat didefinisikan sebagai bayangan perbandingan yx untuk infinitesimal x, dengan y = f(x + ∆x) − f(x). Perluasan (perumuman, ekstensi) alami fungsi Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  untuk hiperreal masih dilambangkan sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , dan turunannya dikatakan ada jika besar bayangan tidak bergantung pada pemilihan infinitesimal.

Perumuman

Konsep turunan dapat diperluas menjadi perumuman lainnya. Kaitan yang paling umumnya adalah turunan fungsi di sebuah titik disajikan sebagai hampiran linear dari fungsi pada titik tersebut.

  • Perumuman penting mengenai turunan melibatkan fungsi kompleks dari variabel kompleks, seperti fungsi (dengan domain) bilangan kompleks Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Gagasan turunan fungsi kompleks diperoleh dengan menggantikan variabel real dengan variabel kompleks melalui definisi berikut: Jika Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  diidentifikasi sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dengan menulis bilangan kompleks Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  sebagai Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , maka sebuah fungsi terdiferensialkan dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  pasti terdiferensialkan sebagai sebuah fungsi dari Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  (dalam artian bahwa semua turunan parsial juga ada), tetapi kebalikannya tidak benar pada umumnya: turunan kompleks hanya ada jika turunan real merupakan linear kompleks dan turunan kompleks memaksakan kaitannya antara turunan parsial yang disebut sebagai persamaan Cauchy–Riemann – lihat fungsi holomorfik.
  • Perumuman lainnya melibatkan fungsi antara manifold terdiferensialkan atau manifold mulus. Secara intuitif, manifold Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dikatakan sebagai ruang yang dapat dihampiri mendekati setiap titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  melalui sebuah ruang vektor yang disebut sebagai ruang garis singgung: contoh prototipikalnya adalah permukaan mulus di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Turunan (atau diferensial) dari peta (terdiferensialkan) Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di antara manifold, di sebuah titik Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , merupakan peta linear dari ruang singgung Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  ke ruang singgung Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  di Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi , sehingga turunan fungsi menjadi sebuah peta antara berkas garis singgung Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi  dan Turunan: Pendahuluan, Sejarah, Definisi . Definisi tersebut merupakan bentuk dasar dalam geometri diferensial, dan definisi tersebut mempunyai banyak kegunaan – lihat pushforward dan pullback.
  • Diferensiasi juga dapat didefinisikan sebagai pemetaan antara ruang vektor dimensi takhingga, seperti ruang Banach dan ruang Fréchet. Perumuman dari turunan berarah disebut turunan Gateaux, dan perumuman dari diferensial disebut turunan Fréchet.
  • Salah satu kekurangan turunan biasa adalah bahwa ada sangat banyak sekali fungsi yang tidak terdiferensialkan. Namun ada cara memperluas gagasan turunan sehingga semua fungsi kontinu dan fungsi lainnya dapat diturunkan melalui konsep yang dikenal sebagai turunan lemah. Tujuannya adalah agar memasukkan fungsi kontinu dalam sebuah ruang yang lebih besar yang disebut ruang distribusi, dan tujuan ini hanya mengharuskan bahwa fungsi "rata-rata" terdiferensialkan.
  • Pengenalan dan studi mengenai banyak topik yang serupa dalam aljabar dan topologi diilhami melalui sifat-sifat turunan — sebagai contoh, lihat aljabar diferensial.
  • Definisi turunan yang ekuivalen diskret adalah beda hingga. Dalam kalkulus skala waktu, studi mengenai kalkulus diferensial disatukan dengan kalkulus beda hingga.

Lihat pula

Catatan kaki

Referensi

Daftar pustaka

Buku cetak

Buku daring

Pranala luar

Tags:

Turunan PendahuluanTurunan SejarahTurunan DefinisiTurunan Kekontinuan dan keterdiferensialanTurunan sebagai sebuah fungsiTurunan Notasi turunanTurunan Kaidah dalam menentukan turunan fungsiTurunan tingkat tinggiTurunan pada sistem bilangan kompleksTurunan untuk fungsi bernilai vektorTurunan untuk fungsi multivariabelTurunan pada sistem bilangan hiperrealTurunan PerumumanTurunan Lihat pulaTurunan Catatan kakiTurunan ReferensiTurunan Daftar pustakaTurunan Pranala luarTurunanKalkulusKecepatanMatematikaVariabel

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

KelurahanLe SserafimFeyenoordFrans KaisiepoLiga 1 (Indonesia)Yudi AbrimantyoWawasan NusantaraMarc KlokDiskriminasiMaladewaInsiden Hotel YamatoLinkedInBulan (penanggalan)RusiaTentara Nasional IndonesiaVideoBio OneMuhammad bin Ismail al-BukhariKota TangerangBidadari SurgamuKota DepokOlimpiade Musim PanasPutri Kuswisnu WardaniEloviiBahasa InggrisTerjemahanSurat Perintah Sebelas MaretDeswita MaharaniAndika PerkasaNasionalismeXAgresi Militer Belanda ISuhartoyoMahfud MDHabis Gelap Terbitlah TerangSumpah PemudaEllyas PicalWhatsAppBudayaGanjar PranowoTurkiTabel periodikPieter HuistraDewi SandraBiografi25 AprilLampungB. J. HabibieTito KarnavianLiterasiGunung RaungYNarkobaWings (perusahaan)GorontaloKomponen biotikBasmalahRotasi BumiFacebookPeringkat Dunia FIFAFinal Liga Champions UEFA 2024Atmosfer BumiKomponen abiotikYouTubeBayer 04 LeverkusenBTSEXHamsterSiksa Kubur (film)Pertempuran SurabayaInstagramBank Rakyat IndonesiaSepak bola pada Olimpiade Musim Panas 2024NeptunusYoo Jae-hoonJNEUranusLovely Runner🡆 More