Wihara: Tempat ibadah umat Buddha

Wihara (bahasa Sansekerta: विहार Vihara) adalah sebutan bagi rumah ibadah umat Buddha di Indonesia.

Wihara: Wihara, klenteng dan Orde Baru, Referensi, Bacaan lanjutan
Sebuah wihara di Kota Malang.

Wihara, klenteng dan Orde Baru

Wihara adalah rumah ibadah agama Buddha, bisa juga dinamakan kuil. Klenteng adalah rumah ibadah penganut taoisme, maupun konfuciusisme. Tetapi di Indonesia, karena orang yang ke Wihara/kuil/klenteng umumnya adalah etnis Tionghoa, maka menjadi agak sulit untuk dibedakan, karena umumnya sudah terjadi sinkritisme antara Buddhisme, Taoisme, dan Konfuciusisme. Salah satu contoh demikian adalah Vihara Kalyana Mittaya yang terletak di daerah Pekojan, Jakarta Barat.

Banyak umat awam yang tidak mengerti perbedaan antara klenteng dan Wihara. Klenteng dan Wihara pada dasarnya berbeda dalam arsitektur, umat dan fungsi. Klenteng pada dasarnya berarsitektur tradisional Tionghoa dan berfungsi sebagai tempat aktivitas sosial masyarakat selain fungsi spiritual. Wihara berarsitektur lokal dan biasanya mempunyai fungsi spiritual saja. Namun, wihara juga ada yang berarsitektur tradisional Tionghoa seperti pada Wihara Buddhis aliran Mahayana yang memang berasal dari Tiongkok.

Perbedaan antara klenteng dan wihara kemudian menjadi rancu karena peristiwa G30S pada tahun 1965. Imbas peristiwa ini adalah pelarangan kebudayaan Tionghoa, termasuk kepercayaan tradisional Tionghoa, oleh pemerintah Orde Baru. Klenteng yang ada pada masa itu terancam ditutup secara paksa. Banyak klenteng yang kemudian mengadopsi istilah dari bahasa Sanskerta ataupun bahasa Pali, mengubah nama sebagai Vihara dan mencatatkan surat izin dalam naungan agama Buddha demi kelangsungan peribadatan. Dari sinilah kemudian umat awam sulit membedakan klenteng dengan Vihara.

Setelah Orde Baru digantikan oleh Orde Reformasi, banyak wihara yang kemudian mengganti nama kembali ke nama semula yang berbau Tionghoa dan lebih berani menyatakan diri sebagai klenteng daripada wihara.

Referensi

Bacaan lanjutan

  • Chakrabarti, D.K. (1995). Buddhist sites across South Asia as influenced by political and economic forces. World Archaeology 27(2): 185-202.
  • Mitra, D. (1971). Buddhist Monuments. Sahitya Samsad: Calcutta. ISBN 0-89684-490-0.
  • Tadgell, C. (1990). The History of Architecture in India. Phaidon: London. ISBN 1-85454-350-4.
  • Khettry, Sarita (2006). Buddhism in North-Western India: Up to C. A.D. 650". R.N. Bhattacharya: Kolkata. ISBN 978-81-87661-57-3.
  • Rajan, K.V. Soundara (1998). Rock-cut Temple Styles: Early Pandyan Art and The Ellora Shrines. Mumbai: Somaiya Publications. ISBN 81-7039-218-7. 

Pranala luar


Tags:

Wihara , klenteng dan Orde BaruWihara ReferensiWihara Bacaan lanjutanWihara Pranala luarWiharaBahasa SansekertaBuddhaRumah ibadah

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

ArgentinaDaftar film Indonesia tahun 2024Liga 2 (Indonesia)InstagramCerezo OsakaAbdurrahman WahidThom HayeSusilo Bambang YudhoyonoRafael StruickLHotman Paris HutapeaKejuaraan U-23 AFC 2024Asia TenggaraSatelitAirAncaman militerHindia BelandaDaerah Khusus Ibukota JakartaAS RomaBola voliHidayah CintaKonferensi Asia–AfrikaTere LiyeAhmad YaniMedia sosialMohammad YaminNova AriantoBahasa InggrisIndofood Sukses MakmurBelandaAgak LaenVidioRusiaRiauCandi PrambananOrganisasi Perdagangan DuniaDaftar kecamatan dan kelurahan di Kota BandungUangLiga Champions UEFAKlasifikasi iklim KöppenSerie AAsnawi MangkualamDjarumNewcastle United F.C.RCTISiksa NerakaKesultanan TernateJambiOpenAIDemokrasi di IndonesiaSistem presidensialSarekat IslamPakubuwana XAnimePerguruan Tinggi Negeri Badan HukumKekhalifahan AbbasiyahPerjanjian Roem-RoijenMatahariSunan KalijagaCristian GonzálesZona waktu IndonesiaDua Hati BiruUnsur kimiaZita AnjaniKristen progresifKesultanan AcehPanitia SembilanSiti Hardijanti RukmanaDangdutDaftar kabupaten dan kota di Sumatera UtaraDuckDuckGoKekhalifahan UmayyahKalender HijriahDaftar bendera negara di duniaSunan DrajatTim nasional sepak bola JepangDermatitis atopikSiklus air🡆 More