Panitia Sembilan: Panitia perumus Piagam Jakarta

Panitia Sembilan adalah kelompok yang dibentuk pada tanggal 1 Juni 1945, diambil dari suatu Panitia Kecil ketika sidang pertama BPUPKI.

Panitia Sembilan dibentuk setelah Ir. Soekarno memberikan rumusan Pancasila. Adapun anggotanya adalah sebagai berikut:

  1. Ir. Sukarno (ketua)
  2. Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua)
  3. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)
  4. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)
  5. Abdoel Kahar Moezakir (anggota)
  6. H. Agus Salim (anggota)
  7. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
  8. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota)
  9. Mr. Mohammad Yamin (anggota)
Panitia Sembilan: Panitia perumus Piagam Jakarta
Hasil rapat Panitia Sembilan

Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalisme) dan 4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisi:

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang bersidang sesudah Proklamasi Kemerdekaan, menjadikan Piagam Jakarta sebagai Pendahuluan bagi Undang-Undang Dasar 1945, dengan mencoret bagian kalimat dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Alasannya.Untuk menjaga persatuan dan kesatuan karena ada keberatan oleh pihak lain yang tidak beragama Islam.

Perubahan pada UUD 45 dalam piagam jakarta

Pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, Hatta mengusungkan 4 perubahan pada UUD 45 yang telah disusun oleh panitia sembilan dalam piagam Jakarta yaitu:

1) Kata “Mukadimah” diganti dengan kata “Pembukaan”.

2) Dalam Preambul (Piagam Jakarta), anak kalimat “berdasarkan kepada ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi “berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.

3) Pasal 6 ayat 1 “presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam” kata-kata “beragama Islam” di coret.

4) Sejalan dengan perubahan yang kedua di atas, maka pasal 29 ayat 1 menjadi “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai pengganti “Negara berdasarkan atas ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Tokoh yang mengusulkan 5 dasar negara untuk dicantumkan ke dalam piagam Jakarta

Musyawarah pengukuhan BPUPKI yang berlangsung dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membahas tentang pokok-pokok dasar negara. Dengan demikian, terbukti bahwa BPUPKI memperdebatkan pembentukan dasar negara pada muktamar pertama yang berujung pada pembentukan Pancasila. Tiga peserta rapat mengemukakan lima prinsip negara untuk piagam Jakarta, antara lain:

Moh. Yamin dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945 mengemukakan 5 (lima) dasar negara Indonesia yakni:

- Peri Kebangsaan;

- Peri Kemanusiaan;

- Peri Ketuhanan;

- Peri Kerakyatan;

- Kesejahteraan Rakyat.


Namun pada akhir pidatonya Moh. Yamin secara tertulis menyampaikan gagasannya tersebut yang rumusan kalimatnya agak berbeda sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa;

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia;

3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab;

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan;

5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia.


Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Soepomo mengusulkan dasar negara sebagai berikut:

- Persatuan;

- Kekeluargaan;

- Keseimbangan lahir dan batin;

- Musyawarah;

- Keadilan rakyat.


Ir. Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan lima hal yang menjadi dasar negara merdeka, yaitu:

- Kebangsaan Indonesia;

- Internasionalisme atau kemanusiaan;

- Mufakat atau demokrasi;

- Kesejahteraan sosial;

- Ketuhanan yang berkebudayaan.

Pemikiran ketiga orang tersebut kemudian dikaji oleh Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945, yang pada akhirnya melahirkan suatu rumusan yang dikenal dengan Piagam Jakarta, yang memberikan gambaran tentang maksud dan tujuan dasar negara Indonesia merdeka.

Referensi

Tags:

1 Juni1945BPUPKI

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

Mateo KovačićKonfederasi Sepak Bola AsiaGNK Dinamo ZagrebKota BandungPapua Nugini.comMujairImam SamuderaXKesultanan UtsmaniyahC (bahasa pemrograman)Robert Budi HartonoLiga Champions UEFA 2023–2024Agus SubiyantoSitus webKota SemarangBulan (penanggalan)Ruhollah KhomeiniKota PadangKonferensi Asia–AfrikaKKN di Desa Penari (film)CinépolisKalina OcktarannyPerserikatan Bangsa-BangsaLiga 1 (Indonesia) 2023–2024Gunung BromoXabi AlonsoJonatan ChristieDaftar stasiun radio di DKI JakartaHamim PouKometKorps Wanita Angkatan DaratReformasi Indonesia (1998–sekarang)Kota PekanbaruDaftar final Piala Champions Eropa dan Liga Champions UEFAJerome PolinDua Hati BiruAbdurrahman WahidRamayanaKota MedanKerusuhan Mei 1998Komandan Jenderal Komando Pasukan KhususRebecca KlopperDjon AfriandiManusiaKepa ArrizabalagaBPiala J.LeagueKristen progresifPiala Asia U-23 AFCLiga Eropa UEFATerjemahanKetupatTentara Nasional Indonesia Angkatan DaratHasto KristiyantoKomikAtalanta BCErling HaalandAmicus curiaeTim nasional sepak bola U-23 IndonesiaRANS Nusantara FCJKT48KalimantanSudinODetik.comAgatha SuciGoogle TerjemahanFinal Liga Champions UEFA 2013TeknologiMata uang kriptoKakáXaviKonflik SampitSurat Perintah Sebelas MaretBorussia DortmundUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Al-Hilal SFCSekolah Tinggi Intelijen Negara🡆 More