Adam Dan Hawa: Pasangan pertama dalam agama-agama Ibrahimiah

Dalam kepercayaan agama Abrahamik, Adam dan Hawa adalah kedua sosok yang diyakini sebagai pasangan manusia pertama di bumi dan keseluruhan manusia modern ini diyakini merupakan keturunan dari mereka berdua.

Garis besar kisah mereka sama antara yang tertuang dalam Alkitab dan Al-Qur'an, meski terdapat beberapa perbedaan. Kisah Adam dan Hawa memengaruhi pandangan masyarakat penganut agama Abrahamik; baik terkait manusia, gender, dan identitas.

Adam Dan Hawa: Kisah, Kedudukan, Dosa asal
Lukisan yang menggambarkan Adam dan Hawa.

Kisah

Dalam Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen) termuat pada Kitab Kejadian (Beresyit) pasal 2-5. Selain dari kitab suci, kisah Adam juga terdapat dalam beberapa riwayat hadits dan literatur Rabinik. Sedangkan dalam Al-Qur'an (kitab suci Islam), kisah Adam termaktub dalam surah Al-Baqarah (2): 30-39, Al-A'raf (07): 11-25, Al-Hijr (15): 26-44, Al-Isra' (17): 61-65, Thaha (20): 115-126, dan Shad (38): 67-88.

Meski secara garis besar sama, ada perbedaan di antara Alkitab dan Al-Qur'an mengenai kisah Adam.

  • Kisah penciptaan Adam Kisah Adam dalam Alkitab diawali dengan Allah menciptakan alam semesta beserta isinya.
  • Alkitab menerangkan bahwa manusia (Adam) diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, sedangkan Al-Qur'an menyatakan bahwa tidak ada yang serupa dengan Allah.. Kisah penciptaan Adam dalam Al-Qur'an diawali dengan percakapan antara Allah dan para malaikat. Allah menyatakan hendak menciptakan manusia yang berperan sebagai khalifah (wakil, penerus) di bumi, tetapi malaikat memandang bahwa mereka yang lebih pantas menerima peran tersebut karena mereka selalu bertasbih pada Allah, sedangkan manusia dipandang hanya akan merusak bumi dan menumpahkan darah di sana. Alkitab tidak menyertakan percakapan ini.
  • Dalam Alkitab disebutkan bahwa Allah meminta Adam memberi nama hewan-hewan.. Sedangkan dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa Allah mengajarkan nama segala sesuatu pada Adam,
  • Al-Qur'an menjelaskan bahwa Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam. Para malaikat melakukannya, tetapi iblis menolak sehingga dia diusir dari surga. Kisah ini tidak terdapat dalam Alkitab.
  • Alkitab menyebutkan bahwa saat Adam tidur, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuknya. Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai penciptaan Hawa, tetapi ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa manusia diciptakan "dari diri yang satu dan Allah menciptakan pasangannya dari dirinya" ditafsirkan sebagai penciptaan Hawa yang berasal dari bagian Adam. Salah satu riwayat hadits menyebutkan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk.
  • Alkitab menyebutkan bahwa ular membujuk Hawa memakan buah terlarang. Setelah memakannya, Hawa kemudian membujuk Adam agar ikut memakannya juga. Setelahnya, Allah kemudian mengutuk ular dan membuatnya berjalan menggunakan perut seumur hidup, menghukum Hawa dengan memberikan kepayahan saat mengandung dan melahirkan dan membuat suaminya berkuasa atasnya, dan menghukum Adam dengan menjadikannya bersusah payah mencari rezeki dari tanah sampai dia sendiri kembali menjadi tanah. Al-Qur'an tidak menyebutkan mengenai rincian hukuman yang masing-masing mereka terima, juga tidak menyebutkan bahwa Hawa memakan buah terlarang lebih dulu dari Adam. Al-Qur'an hanya menyebutkan bahwa keduanya bersalah.

Kedudukan

Pandangan umum dalam agama Abrahamik adalah bahwa Adam dan Hawa merupakan manusia pertama dan semua manusia modern ini merupakan keturunan mereka.

Gereja Katolik mengakui Adam dan Hawa sebagai santo dan santa. Pesta liturgi tradisional untuk Adam dan Hawa dirayakan pada 24 Desember sejak Abad Pertengahan.

Islam mengakui Adam sebagai nabi dan termasuk dalam daftar 25 nabi. Al-Asy'ari berpendapat bahwa Hawa adalah seorang nabiah (nabi perempuan). Beberapa ulama yang mendukung adanya nabiah antara lain Ibnu Hazm, Al-Qurthubi, dan Abu al-Hasan al-Asy'ari. Meski demikian, kebanyakan ulama berpendapat bahwa sebagaimana tidak ada perempuan yang menjadi rasul, maka juga tidak ada perempuan yang diangkat menjadi nabi.

Menurut pandangan Baha'i, Adam adalah perwujudan Allah yang pertama dalam sejarah. Penganut Baha'i meyakini bahwa Adam memulai siklus Adamik yang berlangsung selama 6.000 tahun dan berpuncak pada Nabi Muhammad.

Dosa asal

Dalam doktrin Kristen, peristiwa Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang memicu yang kemudian disebut dosa asal. Katekismus Gereja Katolik (KGK) 377 menuliskan yang intinya bahwa awalnya manusia diciptakan sempurna, seluruh kodratnya utuh dan teratur, bebas dari kecenderungan jahat yang membuatnya terikat pada kenikmatan inderawi. Namun Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang membuat kodrat manusia yang sempurna tersebut rusak, karunia keadilan dan kesucian dari Allah yang terdapat dalam diri manusia menjadi berkurang dan kekurangan ini menurun pada keturunan mereka. Kekurangan tersebut yang dinamakan "dosa asal" (KGK 416-417). Dosa asal tersebut mengakibatkan kodrat manusia rusak dan melemah dari yang seharusnya, tetapi kodratnya tidak sepenuhnya rusak (KGK 405).

Dosa asal yang dilakukan manusia pertama mengakibatkan manusia kehilangan:

  • Rahmat kekudusan
  • Empat berkat yang terdiri dari:
  1. keabadian, yakni manusia diyakini diciptakan bersifat abadi dan dosa asal membuat manusia dapat mengalami kematian.
  2. tidak adanya penderitaan
  3. pengetahuan akan Tuhan
  4. keutuhan, yaitu harmoni antara nafsu kedagingan dan akal budi. Hilangnya berkat keutuhan menyebabkan manusia kesulitan menundukkan keinginan dagingnya pada akal budinya, sehingga manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa atau konkupisensi (KGK 405-418).

Doktrin dosa asal ini tidak ditemukan dalam ajaran Yahudi arus utama. Meskipun sebagian Yahudi Ortodoks menyalahkan Adam dan Hawa atas kerusakan di dunia dan beberapa guru Yahudi di Babel percaya bahwa kematian merupakan hukuman pada manusia lantaran dosa Adam, hal itu bukan pandangan mayoritas Yahudi sekarang. Yahudi modern mengajarkan bahwa manusia lahir dalam keadaan bebas dan suci, dan berbuat dosa atas pilihan mereka sendiri.

Dalam Islam juga tidak ditemukan adanya kepercayaan ini. Di Al-Qur'an disebutkan bahwa meski bersalah, Adam dan Hawa bertaubat dan telah menerima pengampunan.

Identitas dan peran gender

Pandangan mengenai Hawa acapkali menjadi acuan bagi peran dan kedudukan perempuan secara umum dalam agama dan masyarakat, utamanya pada masyarakat Barat Abad Pertengahan. Sarjana Timur Dekat Carol Lyons Meyers menyatakan bahwa kisah Hawa merupakan bagian Alkitab yang paling memengaruhi gagasan masyarakat Barat terkait gender dan identitas.:72 Sosiologis Linda L. Lindsey menyatakan bahwa wanita menanggung lebih berat beban dosa asal, penciptaannya dari rusuk Adam, urutan kedua diciptakan setelah Adam, dengan kutukan Tuhan saat pengusirannya dari Taman Eden kerap menjadi dasar untuk mendukung kekuasaan pria atas wanita.:133,397

Dari sisi lain, Trible dan Frymer-Kensky melihat bahwa kisah Hawa dalam Kejadian tidak menunjukkan inferioritas Hawa atas Adam. Kata "penolong" (ezer) menunjukkan pendamping dalam Alkitab alih-alih pembantu, dan kata ini juga digunakan pada hubungan Tuhan pada (Bani) Israel (bukan Israel pada Tuhan).:168 Trible menjelaskan bahwa, dalam mitologi, hal yang diciptakan terakhir secara tradisi merupakan puncak penciptaan, yang tersirat dalam Kejadian 1 bahwa manusia (Adam) diciptakan setelah segala sesuatu yang lain—kecuali Hawa. Namun, sarjana Perjanjian Baru Craig Blomberg mengatakan bangsa Yahudi kuno mungkin telah melihat urutan penciptaan sebagai bentuk keistimewaan kepada putra sulung terkait hak waris (baik dalam tulisan suci mereka dan dalam budaya sekitarnya) dan menafsirkan Adam diciptakan lebih dulu dari Hawa sebagai tanda hak istimewanya.:129

Yahudi

Penciptaan Hawa, menurut Rabi Joshua, adalah bahwa Tuhan mempertimbangkan dari anggota badan Adam yang mana Hawa akan diciptakan. Dia tidak diciptakan dari kepala Adam karena akan menjadi orang yang sombong, tidak diciptakan dari mata karena dia akan ingin mengorek semua hal, tidak dari telinga karena dia akan berkeinginan mendengar semua hal, tidak dari mulut karena dia akan banyak bicara, tidak dari hati karena dia akan iri pada orang-orang, tidak dari tangan karena dia akan berkeinginan untuk mengambil semua hal, tidak dari kaki karena dia akan menjadi seorang petualang. Oleh karena itu Hawa diciptakan dari anggota yang disembunyikan, yaitu tulang rusuk, yang bahkan tidak terlihat ketika manusia telanjang.

Literatur rabinik awal mengandung tradisi-tradisi yang menggambarkan Hawa dengan cara yang kurang baik. Menurut Bereshith Rabba 18: 4, Adam dengan cepat menyadari bahwa Hawa ditakdirkan untuk terlibat dalam pertengkaran terus-menerus dengannya. Wanita pertama juga menjadi objek tuduhan yang dinisbatkan kepada Rabi Joshua dari Siknin, yang menurutnya Hawa, terlepas dari upaya ilahi, ternyata “berkepala bengkak, genit, penyadap, gosip, rentan terhadap kecemburuan, suka mencuri, dan petualang." (Ibid. 18: 2). Serangkaian dakwaan yang serupa muncul dalam Bereshith Rabba 17: 8, yang dengannya penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam alih-alih dari bumi membuatnya lebih rendah dari Adam dan tidak pernah puas dengan apapun. Akhirnya, kejahatan paling jahat yang dikaitkan dengan Hawa muncul dalam Bereshith Rabba 17: 8:

"Mengapa seorang pria pergi tanpa topi sementara seorang wanita keluar dengan kepala tertutup? Dia seperti orang yang telah berbuat salah dan malu pada orang; karena itu dia pergi dengan kepala tertutup. Mengapa mereka [para wanita] berjalan di depan mayat [di pemakaman]? Karena mereka membawa maut ke dunia, oleh karena itu mereka berjalan di depan mayat, [seperti yang tertulis], "Karena ia telah dibawa ke kubur ... dan semua orang mengikuti dia, karena ada banyak yang tak terhitung sebelum dia" (Ayub 21: 32d). Dan mengapa ajaran menstruasi (nidah) diberikan kepadanya? Karena dia menumpahkan darah Adam [dengan menyebabkan kematian], maka itu adalah ajaran menstruasi yang diberikan kepadanya. Dan mengapa ajaran “adonan” (ḥalah) diberikan kepadanya? Karena dia merusak Adam, yang adalah adonan dunia, maka itu adalah ajaran adonan yang diberikan kepadanya. Dan mengapa ajaran tentang cahaya Sabat (nerot shabat) diberikan kepadanya? Karena dia memadamkan jiwa Adam, oleh karena itu adalah ajaran dari lampu Sabat yang diberikan kepadanya."

Selain itu, literatur rabi awal mengandung banyak contoh saat Hawa didakwa berbagai pelanggaran seksual. Dituliskan dalam Bereshith Rabba 3:16 bahwa "hasratmu akan untuk suamimu," dia dituduh oleh para rabi karena memiliki dorongan seksual yang terlalu maju (Bereshith Rabba 20: 7) dan terus-menerus menggoda Adam (ibid. 23: 5). Namun, dalam hal popularitas dan penyebaran teks, motif Hawa bersanggama dengan ular purba mengambil prioritas di atas pelanggaran seksualnya yang lain. Meskipun agak membingungkan, kisah ini disampaikan di banyak tempat: Bereshith Rabba 18: 6, Sotah 9b, Shabat 145b–146a dan 196a, Yevamot 103b dan 'Avodah zarah 22b.

Dalam tradisi Yahudi, Filo, Pirkei De-Rabbi Eliezer, dan Targum Yerushalmi menyatakan bahwa Adam bukanlah ayah dari Qabil/Kain. Sebaliknya, Hawa menjadi sasaran perzinahan karena dirayu Sammael, ular (nahash, Ibrani: נחש) di Taman Eden, atau iblis sendiri, dan Hawa berseru saat kelahiran Kain, "Aku telah mendapatkan seorang putra melalui seorang malaikat Tuhan."

Kristen

Yesus menegaskan bahwa pada awal dunia, Tuhan menciptakan satu laki-laki dan satu perempuan untuk disatukan sebagai suami istri. Meskipun tidak menyebut nama Hawa, ini merupakan pengakuan Yesus akan kebenaran catatan di Kitab Kejadian tentang penciptaan Adam dan Hawa. Paulus mengingatkan jemaat di Korintus agar waspada terhadap penyesatan oleh iblis seperti yang pernah dialami Hawa, "Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya."

Terkait sikap dalam ibadah jemaat, Paulus menyatakan bahwa perempuan harus berdiam diri dan mendengar dengan patuh, juga tidak diperkenankan mengajari laki-laki. Sikap ini dikaitkan dengan Adam yang diciptakan lebih dulu dari Hawa, juga karena Hawa yang tergoda pertama kali memakan buah terlarang.

Islam

Terkait buah terlarang, Al-Qur'an tidak menjelaskan bahwa Hawa yang pertama kali memakannya. Baik Adam dan Hawa dijelaskan sama-sama bersalah, sama-sama bertaubat, juga sama-sama menerima ampunan. Hawa dipandang sebagai Ummul Basyar (ibu umat manusia), tetapi pengaruhnya tidak begitu kuat pada peran dan kedudukan perempuan di dunia Muslim bila dibandingkan dengan di Barat.

Rasisme

Pada Abad Pencerahan, gagasan mengenai keberadaan manusia sebelum Adam, disebut Pra-Adamit, menantang narasi Alkitab tentang asal-muasal manusia. Pada abad ke-19, gagasan pra-Adamit mulai diterima dengan sifat supremasi kulit putih. Dikatakan bahwa manusia non-kulit putih bukanlah keturunan Adam, tetapi manusia pra-Adam, sehingga kedudukan mereka lebih rendah dari ras kulit putih. Ilmuwan yang mendukung ini antara lain Charles Caldwell, Josiah C. Nott, dan Samuel G. Morton.

Setelah Perang Saudara Amerika, orang Selatan semakin menerima argumen yang mendukung kepercayaan mereka pada inferioritas kulit hitam. Pada tahun 1867, Buckner H. Payne, dengan nama pena Ariel, menulis sebuah pamflet, The Negro: What is His Ethnological Status? Dia berargumen bahwa orang Negro adalah binatang pra-Adam dari ladang (dianggap sebagai tatanan monyet yang lebih tinggi), yang dilestarikan di Bahtera Nuh. Pada tahun 1891, William Campbell, dengan nama pena "Caucasian", menulis dalam Anthropology for the People: A Refutation of the Theory of the Adamic Origin of All Races bahwa orang-orang non-kulit putih bukanlah keturunan Adam dan karena itu "bukan saudara dalam pengertian istilah yang tepat, tetapi ciptaan yang lebih rendah" dan bahwa poligenisme adalah satu-satunya teori yang dapat bersanding dengan Alkitab. Mengikuti Payne, Campbell menyatakan bahwa banjir besar zaman Nuh merupakan akibat dari pernikahan manusia kulit putih (keturunan Adam) dan keturunan pra-Adamit yang dipandang sebagai sebab kerusakan dunia.

Dalam perpaduan yang tidak biasa dari pemikiran evolusioner kontemporer dan pra-Adamisme, evolusionis dan geolog the Vanderbilt University, Alexander Winchell, berargumen dalam traktat 1878-nya Adamites and Preadamites bahwa bangsa Negro terlalu inferior secara rasial untuk dikatakan dikembangkan dari Adam dalam Alkitab. Winchell juga percaya bahwa hukum evolusi bekerja sesuai dengan kehendak Tuhan.

Pengacara Irlandia Dominick McCausland, seorang literalis Alkitab dan anti-Darwin, berpendapat bahwa bangsa Tionghoa adalah keturunan dari Kain/Qabil dan bahwa ras "Kaukasia" pada akhirnya akan memusnahkan semua yang lain. Dia berpendapat bahwa hanya keturunan "Kaukasia" dari Adam yang mampu menciptakan peradaban, dan dia mencoba menjelaskan bahwa peradaban "non-Kaukasia" yang telah berkembang sebenarnya adalah ras "Kaukasia" yang hilang, yakni keturunan Ham bin Nuh.

Pada tahun 1900, Charles Carroll menulis The Negro a Beast; or, In the Image of God. Dia menyimpulkan dalam buku itu bahwa ras kulit putih dibuat menurut gambar dan rupa Allah dan bahwa Adam hanya melahirkan ras kulit putih, dan orang negro adalah binatang pra-Adam, yang tidak mungkin dibuat menurut gambar dan rupa Allah karena mereka seperti binatang buas, tidak bermoral dan jelek. Carroll mengklaim bahwa ras pra-Adam, seperti orang kulit hitam, tidak memiliki jiwa. Carroll percaya bahwa percampuran ras adalah penghinaan terhadap Tuhan dan merusak rencana ras penciptaan Allah. Menurut Carroll, pencampuran ras juga menyebabkan kesalahan ateisme dan evolusi.

Lihat pula

  • Perincian mengenai kisah Adam dan Hawa dari sudut pandang Al-Qur'an dan Alkitab:

Rujukan

Daftar pustaka

  • Harvey, Paul (2005). Freedom's Coming : Religious Culture and the Shaping of the South from the Civil War through the Civil Rights Era. UNC Press. ISBN 0-8078-2901-3
  • Smith, Christian (2003). The Secular Revolution. University of California Press. ISBN 0-520-23000-0

Tags:

Adam Dan Hawa KisahAdam Dan Hawa KedudukanAdam Dan Hawa Dosa asalAdam Dan Hawa Identitas dan peran genderAdam Dan Hawa RasismeAdam Dan Hawa Lihat pulaAdam Dan Hawa RujukanAdam Dan HawaAgama AbrahamikAl-Qur'anAlkitab

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

Said AbdullahEnzy StoriaSerat KalatidhaIjmakAhmad LuthfiBatikSriwijayaDramaBudaya IndonesiaPeruKomunismeHusein Ja'far Al HadarIndonesiaPeternakanBasuki Tjahaja PurnamaManawa DharmasastraProklamasi Kemerdekaan IndonesiaFTV RamadhanSajadah Panjang (seri web)Partai Demokrasi Indonesia PerjuanganSoehartoBola voliGerakan Non-BlokPemanasan globalSel sarafIsraelCinta LauraTakdir Cinta yang KupilihDaftar warnaReza RahadianDeddy Mahendra DestaMalukuStand Up Comedy Indonesia Kompas TVAhmad DofiriSokotraBudayaBudi GunawanBorobudurNovie ChandraMarga MinahasaMeta PlatformsIndiaDana (pembayaran)Cut Mini TheoAngela TanoesoedibjoCindy NirmalaJoshua SuhermanSelena GomezJusuf HamkaPertempuran Medan AreaBrasilChairil AnwarKomunikasiBirrul WalidainOrde Baru (Indonesia)Bidadari SurgamuMedia sosialPertempuran SurabayaChairul TanjungYansen IndianiJosephine FirmstoneMahkamah Agung Republik IndonesiaSoemitro DjojohadikoesoemoSalatSurat Perintah Sebelas MaretSoedirmanI Wayan KosterListyo Sigit PrabowoPerusahaan Hindia Timur BelandaMarokoKepala Staf TNI Angkatan DaratKekhalifahan AbbasiyahI Gusti Ngurah RaiProgresnya Berapa Persen?Ancaman militerGerhana matahariCristiano Ronaldo🡆 More