Anak Allah

Yesus diakui sebagai Anak Allah pada dua kesempatan oleh suara yang terdengar dari Surga. Yesus secara eksplisit dan implisit disebut sebagai Anak Allah, oleh diri-Nya dan oleh beberapa tokoh dalam Perjanjian Baru. Karena digunakan untuk menyebut Yesus, istilah ini merujuk pada perannya sebagai Mesias, atau Kristus, Raja pilihan Allah (Matius 26:63). Konteks dan cara gelar Yesus, Anak Allah, berarti sesuatu yang lebih dari atau selain Mesias tetap menjadi subjek studi dan diskusi ilmiah yang berkelanjutan. Konteks dan cara di mana gelar Yesus, yaitu Anak Allah, berarti sesuatu yang lebih atau lain daripada Mesias tetap menjadi bahan perdebatan dan penelitian bagi para cendekiawan hingga sekarang.

Istilah "Anak Allah" atau "Putra Allah" tidak boleh disamakan dengan istilah "Allah Anak" atau "Allah Putra" (Yunani: Θεός ὁ υἱός; bahasa Latin: Deus Filius; Inggris: God the Son), yaitu Pribadi kedua dalam Tritunggal pada teologi Kristen. Doktrin Tritunggal memperkenalkan Yesus sebagai Allah Putra, yang sama Hakikat atau Esensi tetapi berbeda Pribadi dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus (Pribadi pertama dan ketiga dalam Tritunggal). Penganut Kristen Anti-Tritunggal menyepakati penyebutan Yesus sebagai "Anak Allah", seperti yang ditemukan di Perjanjian Baru.

Istilah "Anak Allah" (dengan huruf "A" kapital pada "Anak") juga tidak boleh disamakan dengan "anak-anak Allah" atau hanya "anak Allah" (dengan huruf "a" kecil pada "anak"). Istilah "anak-anak Allah" digunakan dalam Perjanjian Lama dan Apokrifa untuk makna yang masih diperdebatkan. Selain itu istilah "anak Allah" digunakan di Perjanjian Baru, khususnya pada versi Alkitab Terjemahan Baru, untuk merujuk pada orang-orang yang telah menerima Yesus atau, dalam arti yang lebih sempit, orang yang telah dibaptis. Oleh karenanya, Yesus disebut "Anak Allah", sedangkan para pengikut Yesus disebut "anak-anak Allah".