Stadion Utama Gelora Bung Karno: Stadion di Indonesia

106°48′9.04″E / 6.2185778°S 106.8025111°E / -6.2185778; 106.8025111

Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah sebuah stadion yang terletak di Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, serta merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkat internasional. Stadion ini dinamai untuk menghormati presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, yang juga menggagas pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama stadion ini diubah menjadi Stadion Utama Senayan melalui Keputusan Presiden No. 4/1984 yang ditandatangani Presiden Soeharto. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama stadion ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Keputusan Presiden No. 7/2001 yang ditandatangani oleh Presiden Abdurrahman Wahid.

Stadion Utama Gelora Bung Karno
GBK, SUGBK, Stadion Utama, Stadion Senayan
Stadion Utama Gelora Bung Karno: Sejarah, Acara yang pernah diselenggarakan, Renovasi
Informasi stadion
Nama lamaStadion Utama Senayan
(sampai 24 September 1962)
Stadion Utama Gelora Senayan
(1969–17 Januari 2001)
PemilikPemerintah Indonesia
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia
OperatorPusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno
Lokasi
LokasiGelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Koordinat6°13′7″S 106°48′9″E / 6.21861°S 106.80250°E / -6.21861; 106.80250
Transportasi umumKAI Commuter: MRT Jakarta: Stasiun Istora (M)
BRT Transjakarta: Lintas Perbatasan Transjakarta: B21, S21, T11
Bus kota Transjakarta: 1B, 1F, 1N, 1P, 4A, 6M, GR1
Konstruksi
Mulai pembangunan8 Februari 1960; 64 tahun lalu (1960-02-08) (seluruh kompleks)
Dibuka21 Juni 1962; 61 tahun lalu (1962-06-21)
Direnovasi2016–2018
Ditutup2016–2018
Biaya pembuatan$12.500.000 (1958, seluruh kompleks)
Rp 769,69 miliar (2016–2018)
ArsitekFriedrich Silaban
Data teknis
PermukaanZoysia [en]
Kapasitas77.193
Sejarah kapasitas
  • 110.000 (1962–2007)
    88.083 (2007–2016)
    77.193 (2018–sekarang)
Suite eksekutif4
Ukuran lapangan105 x 68 m (344 x 223 ft)
Rekor kehadiran150.000
Persib Bandung v PSMS Medan
(23 Februari 1985)
Situs webGBK.id
Pemakai
Tim nasional sepak bola Indonesia (pertandingan tertentu)
Persija Jakarta (2008–2016, 2018–2020,2024-2025)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Ketika pertama kali dibuka pada tahun 1962, stadion ini memiliki kapasitas tempat duduk sebesar 110.000. Kapasitas ini telah berkurang dua kali: pertama menjadi 88.083 pada tahun 2006 untuk Piala Asia AFC 2007 dan kedua hingga 77.193 antara 2016 dan 2017 untuk Asian Games dan Asian Para Games 2018. Dalam renovasi tahun 2016 hingga 2017, semua bangku penonton diganti dengan kursi tunggal. Kapasitas 78.000 sempat membuatnya menjadi stadion sepak bola asosiasi terbesar ke-7 di dunia. Saat ini, stadion ini merupakan stadion sepak bola asosiasi terbesar ke-28 di dunia dan stadion sepak bola asosiasi terbesar ke-8 di Asia.

Final Piala Asia AFC 2007 berlangsung di stadion ini. Selama Asian Games 2018, stadion ini menyelenggarakan upacara pembukaan dan penutupan, serta seluruh pertandingan atletik, sementara saat Asian Para Games 2018, stadion ini menjadi lokasi upacara pembukaan serta pertandingan atletik.

Sejarah

Stadion Utama Gelora Bung Karno: Sejarah, Acara yang pernah diselenggarakan, Renovasi 
Stadion Utama saat pembangunan, April 1962.

Konstruksi dimulai pada 8 Februari 1960 dan selesai pada 21 Juli 1962, tepat waktunya untuk menjadi tuan rumah Asian Games di bulan berikutnya. Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Rusia (yang dulunya Uni Soviet) sebesar 12,5 juta dolar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.

Kapasitas asli stadion dari 110.000 orang berkurang menjadi 88.083 sebagai akibat dari renovasi untuk Piala Asia AFC 2007. Stadion ini terbagi menjadi 24 sektor dan 12 pintu masuk, serta tribun atas dan bawah. Fitur khusus dari stadion ini adalah konstruksi atap baja besar yang membentuk cincin raksasa yang disebut temu gelang, sesuatu yang sangat langka pada tahun 1962. Selain untuk mencegah para penonton di semua sektor dari panasnya sinar UV bahkan curah hujan yang tinggi, tujuan dari konstruksi cincin raksasa ini juga untuk menekankan keagungan stadion.

Walaupun stadion ini dikenal sebagai Stadion Gelora Bung Karno atau Stadion GBK, nama resminya adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno, karena terdapat stadion lainnya di Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, seperti Stadion Tenis dan Stadion Akuatik. Selama era Orde Baru, Kompleks ini berganti nama menjadi "Kompleks Gelora Senayan" dan stadion ini berganti nama menjadi "Stadion Utama Gelora Senayan" pada tahun 1969 di bawah kebijakan "de-Soekarnoisasi" oleh Presiden Soeharto. Setelah kejatuhannya, nama kompleks tersebut dikembalikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid atas Keputusan Presiden yang berlaku sejak 17 Januari 2001.

Pada Final Perserikatan 1985, Pertandingan Persib Bandung melawan PSMS Medan yang diadakan di stadion ini menjadi pertandingan amatir dengan kehadiran terbanyak yaitu 150.000 penonton. Pertandingan tersebut akhirnya dimenangkan oleh PSMS Medan.

Acara yang pernah diselenggarakan

Selain untuk pertandingan olahraga nasional dan internasional, Stadion Utama juga banyak digunakan untuk berbagai macam acara, baik untuk acara keagamaan, peringatan hari besar (seperti acara peringatan 100 tahun kebangkitan nasional), kampanye partai politik, ujian masuk untuk CPNS secara serempak maupun konser musik.

Internasional

Nasional

Renovasi

Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games dan Asian Para Games pada 2018 dan Stadion Utama Gelora Bung Karno dipilih sebagai stadion utama penyelenggaraan kedua pesta olahraga tersebut. Karena usia stadion ini yang melewati lebih dari 60 tahun, pemerintah melakukan perbaikan untuk stadion untuk memenuhi kriteria sesuai standar Dewan Olimpiade Asia. Semua bangku panjang kayu dibuang dan diganti dengan kursi tunggal, akhirnya membuatnya menjadi stadion all-seater. Sistem pencahayaannya ditingkatkan dari 1200 lux menjadi 3500 lux. Di atap stadion, ada 1.293 panel surya terpasang. Setelah renovasi, stadion mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas.

Galeri

Lihat pula

Referensi

Daftar pustaka

  • Pour, Julius (2004), Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno, Jakarta: Grasindo, ISBN 978-979-732-444-5. 
  • Huebner, Stefan (2016). Pan-Asian Sports and the Emergence of Modern Asia, 1913-1974 (dalam bahasa Inggris). Singapura: NUS Press. hlm. 174–201. ISBN 978-981-4722-03-2. 

Pranala luar

Didahului oleh:
Stadion Nasional
Stadion Utama Gelora Bung Karno: Sejarah, Acara yang pernah diselenggarakan, Renovasi 
Tokyo, Jepang
1958
Upacara pembukaan dan penutupan
Asian Games

1962
Diteruskan oleh:
Stadion Nasional Thailand
Stadion Utama Gelora Bung Karno: Sejarah, Acara yang pernah diselenggarakan, Renovasi 
Bangkok, Thailand
1966
Didahului oleh:
Stadion Buruh
Stadion Utama Gelora Bung Karno: Sejarah, Acara yang pernah diselenggarakan, Renovasi 
Beijing, Republik Rakyat Tiongkok
Stadion laga final
Piala Asia AFC

2007
Diteruskan oleh:
Stadion Internasional Khalifa
Stadion Utama Gelora Bung Karno: Sejarah, Acara yang pernah diselenggarakan, Renovasi 
Doha, Qatar
Didahului oleh:
Stadion Asiad Incheon
Stadion Utama Gelora Bung Karno: Sejarah, Acara yang pernah diselenggarakan, Renovasi 
Incheon, Korea Selatan
2014
Upacara pembukaan dan penutupan
Asian Games

2018
Diteruskan oleh:
Stadion Taman Olahraga Hangzhou
Stadion Utama Gelora Bung Karno: Sejarah, Acara yang pernah diselenggarakan, Renovasi 
Hangzhou, Republik Rakyat Tiongkok
2022

Tags:

Stadion Utama Gelora Bung Karno SejarahStadion Utama Gelora Bung Karno Acara yang pernah diselenggarakanStadion Utama Gelora Bung Karno RenovasiStadion Utama Gelora Bung Karno GaleriStadion Utama Gelora Bung Karno Lihat pulaStadion Utama Gelora Bung Karno ReferensiStadion Utama Gelora Bung Karno Daftar pustakaStadion Utama Gelora Bung Karno Pranala luarStadion Utama Gelora Bung KarnoSistem koordinat geografi

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

Gerakan 30 SeptemberTahap perkembangan moral KohlbergMyanmarBank MandiriPrabowo SubiantoAl-Qur'anPiala AFCDurasi pertandingan (sepak bola)DramaKampung NagaKorea SelatanTSiksa NerakaPSV EindhovenSaldi IsraRusiaSiksa Kubur (film)Sheila on 7Daftar acara RCTIDAqua (air mineral)Happy AsmaraKota MedanTommy SoehartoKomunikasiKota SemarangTim nasional sepak bola IndonesiaDaftar kabupaten dan kota di Jawa TengahSejarah komputerTim nasional sepak bola GuineaKejuaraan U-23 AFC 2016Hari BuruhHoliTendangan penaltiUmar bin Abdul AzizDaftarSamsungMalaysiaTirto UtomoNarkobaManhwaPSM MakassarDiskriminasiPersita TangerangKi Hadjar DewantaraFreeport IndonesiaBulan (penanggalan)Surindro SupjarsoSejarah Nusantara pada era kerajaan IslamWayang kulitKesultanan GowaSumpah PemudaKonfederasi Sepak Bola AsiaRANS Nusantara FCJenderal Besar (Indonesia)XNXXKerusuhan Mei 1998Kim Hye-yoonÂOrang MinangkabauPerjanjian RenvillePartai Keadilan SejahteraKomikDana (layanan pembayaran)Nomor pokok wajib pajakMuhammad bin Zakariya ar-RaziNTaurus (astrologi)Kebijakan moneterHindia BelandaNaura AyuBahasa JawaIranSunan MuriaDaftar pemain sepak bola keturunan IndonesiaDaftar presiden IndonesiaKerajaan Kadiri🡆 More