Sogdia: Peradaban kuno Iran

Sogdiana (/ˌsɔːɡdiˈænə/ atau /ˌsɒɡdiˈænə/) atau Sogdia (/ˈsɔːɡdiə/ atau /ˈsɒɡdiə/; bahasa Persia Kuno: Suguda-; bahasa Yunani Kuno: Σογδιανή, Sogdianē; Persia: سغد Soġd; bahasa Tajik: Суғд, سغد Suġd; bahasa Uzbek: Sơģd; Hanzi: 粟特 Sùtè) adalah peradaban kuno bangsa Iran serta sebuah provinsi Kekaisaran Akhemenia, yang kedelapan belas pada daftar di prasasti Behistun Darius Agung (i.

16). Sogdi "terdaftar" sebagai "tanah dan negeri baik" kedua yang diciptakan oleh Ahura Mazda. Daerah ini terdaftar sebagai yang kedua setelah Airyanem Vaejah, Negeri Bangsa Arya, dalam kitab Zoroaster Vendidad atau "Videvdat", menunjukkan bahwa daerah ini sudah dianggap penting sejak masa kuno. Sogdi, pada masa yang berbeda-beda, meliputi wilayah di sekitar Samarkand, Bukhara, Khujand dan Shahrisabz di Uzbekistan modern.

Sogdi
Sogdia: Sejarah, Referensi, Pranala luar
Sogdi, sek. 300 BC.
Bahasa Bahasa Sogdi
Agama Zoroastrianisme, Buddhisme, Manicheisme, Kristen
Ibukota Samarkand, Bukhara, Khujand, Kesh
Area Antara Amu Darya dan Syr Darya

Negara-negara Sogdi, meskipun tak pernah bersatu secara politik, berpusat di sekitar kota utama Samarkand. Sogdi terletak di sebelah utara Baktria, sebelah timur Khwarezm, dan sebelah tenggara Kangju antara Oxos (Amu Darya) dan Jaxartes (Syr Darya), meliputi lembah Zeravshan yang subur (Polytimetos kuno). Wilayah Sogdi berkaitan dengan provinsi Samarkand dan Bokhara di Uzbekistan modern serta provinsi Sughd di Tajikistan modern.

Sejarah

Sogdia: Sejarah, Referensi, Pranala luar 
Orang Sogdi, penggambaran pada sarkofagus Sogdi Cina dari era Qin Utara.

Periode Helenistik

Wilayah Sogdi yang merdeka dan senang berperang menjadi daerah perbatasan yang menutup Persia Akhemenia dari bangsa Skythia nomad di utara dan timur. Tebing Sogdi atau Tebing Ariamazes, sebuah benteng di Sogdi, ditaklukan pada tahun 327 SM oleh pasukan Aleksander Agung. Setelah kampanye yang diperluas berhasil menghentikan perlawanan Sogdi dan mendirikan pos terdepan yang diawaki oleh veteran Makedonianya, Aleksander menggabungkan Sogdi dengan Baktria menjadi satu kesatrapan. Sejak itu kekuatan militer Sogdi tak pernah benar-benar pulih lagi. Selanjutnya Sogdi menjadi bagian dari Kerajaan Helenistik Yunani-Baktria, yang didirikan pada tahun 248 SM oleh Diodotos, yang kemudian berdiri selama satu abad selanjutnya. Euthydemos I tampaknya sempat menguasai wilayah Sogdi untuk sementara, hingga pada akhirnya area tersebut diduduki oleh nomad ketika bangsa Skythia dan suku Yuezhi menyerangnya sekitar tahun 150 SM.

Peran di Jalur Sutra

Sebagian besar pedagang tidak melintasi seluruh Jalur Sutra melainkan memperdagangkan barang melalui para pedagang yang berbasis di kota-kota oasis seperti Khotan atau Dunhuang. Akan tetapi, orang Sogdi mendirikan jaringan dagang yang terbentang sejauh 150 mil dari Sogdi hingga Cina. Pada kenyataannya, orang Sogdi mengerahkan tenaga mereka untuk berdagang secara menyeluruh sehingga bangsa Saka dari Kerajaan Khotan menyebut semua pedagang sebagai suli (orang Sogdi) terlepas dari kebudayaan dan etnisitas mereka; Hubungan Sogdi dengan Cina dimulai oleh kedatangan penjelajah Cina, Zhang Qian, pada masa pemerintahan Wudi di bekas Dinasti Han, yang berkuasa pada tahun 141–87 SM. Ia menuliskan catatan kunjungannya ke "Daerah Barat" di Asia Tengah, dan menyebut daerah Sogdi sebagau "Kangju".

Menyusul kunjungan dan laporan Zhang Qian, hubungan komersial Cina dengan Asia Tengah dan Sogdi pun berkembang, seiring banyaknya utusan Cina yang dikirim ke negara-negara asing sepanjang abad ke-1 SM.

Sogdi memainkan peranan penting dan memudahkan perdagangan antara Cina dan Asia Tengah di sepanjang Jalur Sutra. Bahasa mereka bahkan menjadi lingua franca perdagangan, dan pada abad ke-7 SM peziarah Buddha Xuanzang mencermati bahwa anak-anak Sogdi telah diajarkan baca-tulis pada usia lima tahun, meskipun kemampuan mereka kemudian dialihkan untuk perdagangan, yang membuat Xuanzang, sebagai seorang yang terpelajar, kecewa. Xuanzang juga mencatat bahwa ada pula orang Sogdi yang bekerja dalam profesi lainnya, antara lain sebagai pembuat karpet, pembuatt kaca, dan pemahat kayu.

Orang Sogdi ikut berperan dalam pergerakan budaya, filsafat dan agama, misalnya Manicheisme, Zoroastrianisme, dan Buddhisme ke timur. Dalam beberapa sumber, misalnya dokumen yang ditemukan oleh Sir Aurel Stein, diketahui bahwa pada abad ke-4 SM, orang Sogdi telah memonopoli perdagangan antara India dan Cina. Selain itu, pada tahun 68 SM seorang utusan Turk-Sogdi pergi ke Kekaisaran Romawi, tepatnya ke Konstantinopel. Ia menghadap Kaisar Romawi untuk meminta izin perdagangan. Pada tahun-tahun berikutnya kegiatan perdagangan antara dua negara itu semakin berkembang.

Suyab dan Talas adalah pusat utama Sogdi di utara, dan kota-kota ini mendominasi rute kafilah di Asia Tengah. Kepentingan komersial mereka dilindungi oleh kekuatan militer Gokturk yang sedang bangkit, yang kekaisarannya digambarkan sebagai "negara gabungan dari klan Ashina dan orang Sogdi." Perdagangan Sogdi, dengan mengalami beberapa gangguan, berlanjut pada abad ke-9 M. Pada abad ke-10 M, Sogdi menjadi bagian dari Kekaisaran Uyghur, yang hingga tahun 840 M meliputi Asia Tengah bagian utara. Pada masa ni kafilah-kafilah Sogdi yang berkelana hingga Mongolia Atas disebutkan dalam sumber-sumber Cina.

Selama abad ke-5 dan ke-6 banyak orang Sogdi yang menetap di Koridor Hexi di mana mereka memperoleh otonomi dalam hal pemerintahan dan memiliki adminsitrator resmi yang ditunjuk dan dikenal sebagai 'sabao', mengindikasikan pentingnya mereka bagi struktur sosioekonomi Cina. Pengaruh Sogdi pada perdagangan Cina juga dibuktikan oleh dokumen Cina yang mendata pajak yang dibayarkan dari perdagangan kafilah di daerah Turpan yang menunjukkan bahwa dua puluh sembilan dari tiga puluh lima transaski komersial melibatkan pedagang Sogdi dan pada tiga belas di antaranya, baik penjual maupun pembelinya sama-sama merupakan orang Sogdi. Barang dagangan yang dibawa ke Cina oleh orang Sogdi meliputo anggur, alfalfa, dan barang perak Sassania, serta wadah kaca, koral Laut Tengah, patung Buddha kuningan, kain wol Romawi dan amber Baltik. Benda-benda ini di Cina ditukarkan dengan merica, tembaga, dan sutra.

Menyusul Pemberontakan An Lushan, yang didukung oleh banyak orang Sogdi, mereka pun akhirnya dibantai. Akibatnya banyak orang Sogdi yang kemudian mengganti nama mereka untuk menyelematkan diri. Ini memenyebabkan sedikitnya informasi yang diketahui mengenai kehadiran orang Sogdi di Cina utara sejak masa itu.

Referensi

Pranala luar

Tags:

Sogdia SejarahSogdia ReferensiSogdia Pranala luarSogdiaAhura MazdaAiryanem VaejahBahasa PersiaBahasa Persia KunoBahasa TajikBahasa TionghoaBahasa UzbekBahasa Yunani KunoBangsa IranBantuan:IPA untuk bahasa InggrisBukharaDarius AgungKekaisaran AkhemeniyahKhujandPrasasti BehistunSamarkandShahrisabzUzbekistanZoroastrianisme

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

RupiahPuncak TrikoraSel sarafPerang DiponegoroKesultanan MataramAsteroidDjarumHwang Sun-hongBankTirto UtomoMesin slotTragedi Stadion Kanjuruhan 2022Maudy AyundaKerajaan KalinggaRBTV (Yogyakarta)Kejuaraan Sepak Bola PerbaraTaylor SwiftRagnar OratmangoenDemokrasiSindrom 49, XXXXXNova AriantoKomang TeguhKonfederasi Sepak Bola AsiaGunung RuangSengketa Sipadan dan LigitanPaskibrakaCristian GonzálesFaradina MuftiDaftar hari penting di Indonesia.comKalimantan SelatanMuawiyah bin Abu SufyanGenerasi ZAWitan SulaemanStadion Internasional JakartaEerste DivisieKonflikMarselino FerdinanLambang unsurTentara Nasional IndonesiaBola basketSiksa Kubur (film)Kesultanan BantenPertaminaBenuaMajapahitKim So-hyunKerajaan SingasariPerjanjian RenvilleDuckDuckGoPartai Demokrasi Indonesia PerjuanganPolitik EtisSon Heung-minTeknologiSuku DayakNaturalisasiHierarki kebutuhan MaslowJustinus LhaksanaRenang (olahraga)FeyenoordLiverpool F.C.Stadion Abdullah bin KhalifaDaftar fam MinahasaOposisi (politik)Egy Maulana VikriGibran Rakabuming RakaFUni Emirat ArabNomor pokok wajib pajakIlmuAdu penaltiAS Monaco FCXNXXGerakan 30 SeptemberKejuaraan U-23 AFC 2024🡆 More