Peti Mati: Wadah untuk pengangkutan, peletakan dan penguburan mayat

Peti mati atau peti jenazah adalah kotak pemakaman yang digunakan untuk memajang atau menyimpan jenazah (mayat), baik dalam proses penguburan maupun kremasi.

Peti mati dapat dikubur di tanah secara langsung, ditempatkan di bilik pemakaman, atau dikremasi. Beberapa peti mati juga dirancang untuk dimakamkan di atas tanah, seperti di mausoleum, kapel, gereja, atau di loculus di dalam katakombe. Beberapa negara mempraktikkan satu bentuk peti mati hampir secara eksklusif, sedangkan di negara lain mungkin berbeda-beda tergantung pada preferensi individu.

Peti Mati: Wadah untuk pengangkutan, peletakan dan penguburan mayat
Toko peti mati di Polandia
Peti Mati: Wadah untuk pengangkutan, peletakan dan penguburan mayat
Peti mati fantasi berbentuk mobil-mobilan dari Ghana

Budaya yang mempraktikkan penguburan memiliki gaya peti mati yang sangat berbeda. Dalam Yudaisme, peti mati harus polos, terbuat dari kayu dan tidak mengandung bagian logam atau perhiasan. Peti mati ini menggunakan pasak kayu sebagai pengganti paku. Semua orang Yahudi dikuburkan dalam kain kafan polos yang sama dari bahu hingga lutut, tanpa memandang status kehidupan, jenis kelamin, atau usia. Di Tiongkok dan Jepang, peti mati yang terbuat dari kayu siprus, sugi, thuja dan dupa-cedar yang wangi dan tahan pembusukan sangat diminati. Beberapa kelompok suku Aborigin di Australia menggunakan silinder kulit pohon yang dihias dengan rumit yang dijahit dengan serat dan disegel dengan perekat sebagai peti mati. Silinder itu dikemas dengan rumput kering.

Kadang-kadang peti mati dibuat untuk memajang jenazah secara permanen, seperti peti mati berlapis kaca milik Wanita Haraldskær yang dipajang di Gereja Saint Nicolai di Vejle, Denmark, atau peti mati kaca Vladimir Lenin di Lapangan Merah, Moskow dan peti mati Mao Zedong di Lapangan Tiananmen, Beijing.

Referensi

Daftar pustaka

  • Regula Tschumi: "The Figurative Palanquins of the Ga. History and Significance", in: African Arts, Vol. 46, Nr. 4, 2013, pp. 60–73.
  • Roberta Bonetti" Alternate Histories of the Abebuu Adekai". African Arts, Vol. 43, No. 3, 2010, pp. 14–33.
  • Thierry Secretan: Going into darkness: Fantastic coffins from Africa. London 1995. [tanpa ISBN]
  • Regula Tschumi: The Buried Treasures of the Ga. Coffin Art in Ghana. Benteli, 2008. ISBN 978-3-7165-1520-4.

Pranala luar

Tags:

GerejaJenazahKapelKatakombaKremasiMausoleumPenguburan

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

RIKota MakassarDian SastrowardoyoTokopediaSabrang Mowo Damar PanuluhClara KaizerVatikanTelegram (perangkat lunak)Yusril Ihza MahendraVirgil van DijkSurahIstri-istri MuhammadDaftar kecamatan dan kelurahan di Kota BandungOratmangunCyrus MargonoMyers–Briggs Type IndicatorJermanSosialis InternasionalUkrainaMesin slotMajapahitYouTubePiala Dunia FIFABaim WongBiantiningsih Miderawati DjiwandonoMuhaimin Iskandar29 MaretMalaysiaPiala Asia U-23 AFC 2024Hierarki kebutuhan MaslowKonflik SampitMaliq & D'EssentialsDaftar negara menurut jumlah pendudukPerang DinginJ&T ExpressTukang Ojek PengkolanILLIT (grup musik)Yusron Ihza MahendraAuroraRaffi AhmadBali United F.C.PapuaKamis PutihDaftar presiden Amerika SerikatPerjamuan Malam TerakhirSalatAmicus curiaeShin Tae-yongHipotesisSindrom 49, XXXXXSandy WalshNET.Red SparksHusein Ja'far Al HadarBahasa JawaProtestanismeAnda (penyanyi)Nusantara (kota terencana)FC UtrechtKualifikasi Piala Asia AFC 2027Yuslih Ihza MahendraJustin HubnerSunan Gunung JatiFacebookDe OostOrde BaruYudas IskariotSumatera BaratBahasa SanskertaAtomQueen of TearsJerome PolinPersikabo 1973Manchester United F.C.EtnosentrismeHamdan Zoelva🡆 More