Novel Baswedan: Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi

Kompol (Purn.) Novel Baswedan, S.H.

Novel Baswedan
Novel Baswedan: Latar Belakang, Karier, Keluarga
Novel tahun 2018, setelah serangan air keras
Informasi pribadi
Lahir20 Juni 1977 (umur 46)
Semarang, Jawa Tengah
KerabatAnies Baswedan (sepupu)
Alma materAkademi Kepolisian (1998)
Karier militer
PihakNovel Baswedan: Latar Belakang, Karier, Keluarga Indonesia
Dinas/cabangNovel Baswedan: Latar Belakang, Karier, Keluarga Kepolisian Negara Republik Indonesia
Masa dinas1998 – 2014
PangkatNovel Baswedan: Latar Belakang, Karier, Keluarga Komisaris Polisi
SatuanReserse
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Setelah lulus Akademi Kepolisian pada tahun 1998, Novel bertugas di Polres Bengkulu sejak tahun 1999 sampai tahun 2004, kemudian bertugas di Bareskrim Mabes Polri sejak 2005 hingga 2007. Novel bergabung di KPK sebagai penyidik dari kepolisian sejak Januari 2007, dan menjadi penyidik tetap KPK sejak 2014 setelah perintah penarikan seluruh penyidik kepolisian dari KPK oleh Mabes Polri.

Pada April 2017, Novel menjadi korban serangan orang tak dikenal yang menyiramkan air keras ke wajahnya sehingga menyebabkan kecacatan permanen pada mata kirinya. Penyerangan tersebut diduga terkait atas upaya penyelidikan kasus korupsi yang dilakukan Novel. Kasus penyerangan Novel telah menarik perhatian luas publik sejak awal kejadiannya, pula setelah pelakunya ditangkap pada Desember 2019 dan pada persidangan pelakunya pada Juni 2020.

Pada Juni 2021, Novel masuk dalam daftar 75 pegawai KPK yang tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Yang dijadikan syarat kelulusan alih status pegawai KPK sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun, kebijakan ini menimbulkan kontroversi. Atas polemik ini, Novel cs mengadu ke Komnas HAM

Latar Belakang

Novel lahir di Semarang pada 20 Juni 1977. Novel lulus dari SMA Negeri 2 Semarang pada tahun 1995, kemudian menyelesaikan pendidikannya di Akademi Kepolisian pada tahun 1998.

Karier

Kepolisian

Setelah lulus dari Akademi Kepolisian pada tahun 1998, Novel mulai bertugas di Polres Bengkulu pada tahun 1999. Novel menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu sejak 2004 hingga 2005. Ia kemudian ditugaskan di Bareskrim Mabes Polri selama dua tahun, dan pada Januari 2007 ditugaskan sebagai penyidik untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Novel mengakhiri tugasnya di Polri dan kemudian menjadi penyidik tetap KPK sejak tahun 2014.

KPK

Novel memulai tugasnya di KPK sejak tahun 2007 ketika ia ditugaskan oleh Polri pada institusi tersebut. Sejak saat itu, Novel berpartisipasi dalam penyelidikan berbagai kasus besar yang ditangani oleh KPK. Novel turut serta dalam menyelidiki kasus suap yang menjerat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin pada tahun 2011; kemudian kasus korupsi Wisma Atlet terkait SEA Games 2011 yang menyeret anggota DPR, Angelina Sondakh; serta kasus suap cek pelawat yang melibatkan Nunun Nurbaeti dalam proses pemilihan Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia yang terjadi pada tahun 2004. Novel juga terlibat dalam penyelidikan kasus suap dalam beberapa perkara pilkada yang melibatkan Hakim Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar pada tahun 2013.

Pada 5 Oktober 2012, sejumlah polisi dari Kepolisian Bengkulu mendatangi gedung KPK untuk menangkap Novel atas kasus penganiayaan tersangka pencurian sarang walet saat ia bertugas di Polres Bengkulu pada tahun 2004. Kasus tersebut pada akhirnya dihentikan setelah permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terlebih setelah laporan Ombudsman yang mendapati beberapa kejanggalan terkait pemrosesan kasus penganiayaan yang dituduhkan terhadap Novel. Pada tahun 2014, Novel memutuskan mundur dari Polri dan menjadi penyidik tetap KPK setelah perintah Mabes Polri yang menarik kembali seluruh penyidik yang berasal dari kepolisian.

Pada Juni 2021, Novel masuk dalam daftar 75 pegawai KPK yang tidak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Yang dijadikan syarat kelulusan alih status pegawai KPK sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun, kebijakan ini menimbulkan kontroversi. Atas polemik ini, Novel cs mengadu ke Komnas HAM

Penyiraman air keras

Berkas:Surat Prabowo Subianto untuk Novel Baswedan (A letter from Prabowo Subianto to Novel Baswedan).jpg
Surat Prabowo Subianto untuk Novel Baswedan, 10 April 2019

Pada subuh 11 April 2017, Novel disiram dengan air keras oleh orang tak dikenal di dekat kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Serangan tersebut terjadi di tengah upaya Novel menyelidiki kasus korupsi pengadaan KTP Elektronik yang melibatkan anggota DPR serta oknum pemerintah, dan telah menjerat Ketua DPR Setya Novanto. Keesokan harinya, Novel diterbangkan ke Singapura untuk menjalani operasi dan perawatan matanya, yang berakhir pada Februari 2018 ketika ia kembali ke Indonesia. Air keras yang mengenai wajah Novel menyebabkan kebutaan permanen pada mata kirinya.

Polri kemudian membentuk tim gabungan pencari fakta yang terdiri dari penyidik KPK, anggota kepolisian, Komnas HAM, serta akademisi pada Januari 2019 sebagai upaya penyelidikan serangan terhadap Novel. Tim gabungan tersebut berjalan di bawah komando mantan Kapolri Tito Karnavian. Setelah penyelidikan berjalan beberapa bulan tanpa perkembangan, Presiden Joko Widodo memberikan tenggat 1 bulan kepada Idham Azis untuk menyelesaikan kasus penyerangan Novel setelah pelantikannya sebagai Kapolri pada 1 November 2019.

Pada 26 Desember 2019, Polri menyatakan bahwa pelaku penyerangan Novel telah berhasil ditangkap. Dua pelaku tersebut adalah Ronny Bugis dan Rahmat Kadir, dan merupakan anggota aktif kepolisian. Novel menyatakan bahwa kedua pelaku tersebut hanyalah orang suruhan, dan meminta kepolisian mengungkap dalang utama yang memerintahkan kedua pelaku. Pada sidang tuntutan pelaku yang diselenggarakan pada 11 Juni 2020, jaksa penuntut umum menuntut majelis hakim untuk menjatuhkan hukuman pidana terhadap kedua pelaku selama satu tahun penjara. Tuntutan jaksa tersebut mendapat kecaman luas karena dianggap terlalu ringan dan memihak pelaku.

ASN Polri

Novel bersama 44 eks pegawai KPK resmi dilantik menjadi ASN di Kepolisian oleh Kapolri Jendral Sigit Prabowo di Rupatama Mabes Polri 9 Desember 2021. Eks penyidik senior lembaga antirasuah itu dalam upaya pemberantasan korupsi, Novel Baswedan menerima tawaran untuk menjadi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Polri.

Keluarga

Ia memiliki 5 orang anak sebagai hasil pernikahannya dengan Rina Emilda.

Referensi

Tags:

Novel Baswedan Latar BelakangNovel Baswedan KarierNovel Baswedan KeluargaNovel Baswedan ReferensiNovel BaswedanKepolisian Republik IndonesiaKomisaris PolisiKomisi Pemberantasan KorupsiPolisiPurnawirawanSarjana Hukum

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

Bendera Korea SelatanSunan KalijagaVideoPurwokerto (kota)Tirto UtomoAgama HinduV (penyanyi)HarimauSumpah PemudaRafael StruickKorea UtaraDinasti AyyubiyahMin Hee-jinNawawi al-BantaniNike ArdillaSC HeerenveenKoalisi Indonesia Maju (2024)Unsur kimiaVietnamSaldi IsraGorontaloAtmosfer BumiAri SigitProklamasi Kemerdekaan IndonesiaHak asasi manusiaReal Madrid C.F.Nurra DatauMeterSheila on 7Arthur IrawanDaftar kabupaten dan kota di Jawa TengahSurat Perintah Sebelas MaretMagic 5Nahdlatul UlamaKota SurakartaB. J. HabibiePiala Asia AFC 2023Titiek SoehartoLuis MillaNathan Tjoe-A-OnSegitiga BermudaSkuad Piala Asia U-23 AFC 2024Agus Harimurti YudhoyonoBadan Intelijen Negara Republik IndonesiaTaiwanAustraliaPelayaran Nasional IndonesiaJay IdzesRadja NainggolanRoyal Antwerp F.C.Kabinet Indonesia MajuPerang PadriKesultanan GowaBidadari SurgamuKalender HijriahPalagan AmbarawaSuku BatakKerajaan Kutai MartapuraDemokrasiKejuaraan EFLYouTubeOposisi (politik)Partai Demokrasi Indonesia PerjuanganPangeran AntasariBorneo F.C. SamarindaPalestinaMaarten PaesRio FahmiSaturnusHTTPSLion AirKim Ji-won (pemeran)Serangan teroris Mumbai November 2008AS RomaKlasifikasi iklim KöppenKomikWilayah administrasi khusus di IndonesiaVoice of America🡆 More