Siti Hediati Hariyadi, S.E.
Ia merupakan putri dari Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Pada 2012, Titiek memutuskan untuk aktif berpolitik sebagai kader Partai Golongan Karya. Saat itu, ia menjabat sebagai Ketua Bidang Pertanian dan Nelayan DPP Partai Golkar sampai 2015. Kiprahnya di politik mendorongnya untuk ikut serta dalam Pemilu Legislatif 2014 dan berhasil memperoleh kursi dapil Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Juni 2018, Titiek memutuskan untuk mundur dari Partai Golkar dan bergabung dengan Partai Berkarya.. Pada 2023 Titiek bergabung dengan Partai Gerindra dan diangkat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Ia juga ikut serta kembali dalam Pemilu Legislatif 2024 untuk dapil Daerah Istimewa Yogyakarta.
Titiek Soeharto | |
---|---|
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat | |
Masa jabatan 1 Oktober 2014 – 11 Juni 2018 | |
Grup parlemen | Fraksi Partai Golongan Karya |
Daerah pemilihan | Daerah Istimewa Yogyakarta |
Informasi pribadi | |
Lahir | Siti Hediati Harijadi 14 April 1959 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia |
Partai politik | Gerindra (sejak 2023) |
Afiliasi politik lainnya | Golkar (2012 - 2018) Berkarya (2018 - 2023) |
Suami/istri | |
Anak | Ragowo Hediprasetyo Djojohadikoesoemo (Didit) |
Orang tua |
|
Kerabat | Siti Hardijanti Rukmana (kakak) Sigit Harjojudanto (kakak) Bambang Trihatmodjo (kakak) Hutomo Mandala Putra (adik) Siti Hutami Endang Adiningsih (adik) |
Alma mater | Universitas Indonesia |
Pekerjaan | |
Sunting kotak info • L • B |
Titiek dipercaya memimpin Yayasan Seni Rupa Indonesia untuk masa bakti 2010 sampai 2015 dan menjadi komentator televisi pada acara Piala Dunia FIFA 2006 di SCTV, serta dipilih sebagai salah satu juri pada acara Puteri Indonesia 2014.
Setahun setelah rezim ayahnya berakhir pada 1999, majalah Time memperkirakan kekayaan pribadinya mencapai $ 75 juta.
Titiek mengenyam pendidikan di SMA Negeri 3 Jakarta pada 1974–1977. Ia berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1978–1985 dan meraih gelar sarjana ekonomi.
Titiek menikah dengan Prabowo Subianto pada Mei 1983. Pasangan ini dikaruniai seorang anak, Didit Hediprasetyo. Didit menghabiskan sebagian masa sekolahnya di Boston, AS. Perkawinan pasangan ini berakhir perpisahan namun belum dijelaskan apakah hanya sekedar berpisah atau perceraian.
Majalah Time pernah menurunkan laporan kekayaan keluarga Cendana dengan judul Suharto Inc yang berujung ke meja hijau. Disebutkan Titiek adalah penyuka merek kelas tinggi seperti Harry Winston, Bulgari dan Cartier. Titiek juga dikenal sebagai pengagum para bintang film. Ketika Steven Seagal ke Bali dalam rangka peresmian Planet Hollywood pada 1994 lalu, misalnya, Titiek dikabarkan berdansa dengan bintang laga itu.
Pada 27 Juli 2005, pengusaha Henry Pribadi, melalui perusahaannya, PT Citabumi Sacna, melepas seluruh kepemilikannya di PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) sebesar 25 persen. SCMA merupakan induk perusahaan Surya Citra Televisi (SCTV). Saham milik Henry dibeli oleh pemegang saham SCMA lainnya PT Abhimata Mediatama. Saham yang dijual Henry setara dengan 473.437.500 saham dengan harga Rp 1.225 per saham. Mbak Titik adalah komisaris PT Abhitama.
Saham SCMA disebut-sebut dimiliki oleh Abhitama sebanyak 77,49% dan publik 22,51%. Di sini, Titik juga duduk sebagai komisaris.
Titiek juga aktif di dunia sosial. Misalnya, dia pernah menjadi ketua Yayasan Seni Indonesia.
Pada bulan Mei 2006 Titiek dua kali tampil di depan publik. Pertama, menjenguk dan memberikan bantuan bagi pengungsi Gunung Merapi. Di sinilah Titik menyatakan permintaan maaf sang ayah, Soeharto.
Ketika gempa datang, Titiek muncul lagi di Yogyakarta dengan membawa bingkisan "85 tahun Pak Harto" untuk para korban musibah. Di sini, Titik menyampaikan salam Pak Harto bagi warga setempat.
Pada tanggal 9 Juni 2006, Titiek muncul sebagai pembawa acara di SCTV dalam penayangan siaran langsung Piala Dunia 2006. Hanya dalam 3 kali pertandingan, SCTV mendapat kritikan bertubi-tubi dari para penggemar bola yang menganggap Titiek tidak punya kompetensi sebagai pembawa acara. Sejak saat itu sampai berakhirnya gelaran Piala Dunia Titiek tidak lagi muncul sebagai presenter. Pihak SCTV menyangkal hal ini dikarenakan oleh tuntutan pemirsa dan beralasan Titiek hanya dikontrak untuk 3 pertandingan.
Ada rumor yang mengatakan Titiek bisa menjadi presenter sebagai imbalan telah menalangi 25 % dana pembelian hak siar Piala Dunia 2006.
Pada Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014 Titiek Soeharto terpilih sebagai anggota DPR dari Partai Golkar untuk masa jabatan 2014–2019. Dia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif untuk daerah pemilihan Dapil DIY dengan nomor urut 1.
This article uses material from the Wikipedia Bahasa Indonesia article Titiek Soeharto, which is released under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 license ("CC BY-SA 3.0"); additional terms may apply (view authors). Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali dinyatakan lain. Images, videos and audio are available under their respective licenses.
®Wikipedia is a registered trademark of the Wiki Foundation, Inc. Wiki Bahasa Indonesia (DUHOCTRUNGQUOC.VN) is an independent company and has no affiliation with Wiki Foundation.