Penyakit Autoimun: Penyakit akibat sistem imun menyerang sel atau jaringan tubuh yang sehat

Penyakit autoimun atau bencirih adalah keadaan patologis yang timbul dari respon imun abnormal terhadap zat dan jaringan yang biasanya muncul dalam tubuh (antigen diri).

Pengobatan penyakit autoimun biasanya dengan agen imunosupresif yang menurunkan respons imun. Pengobatan model baru yaitu penghambat sitokin (penghambat jalur sinyal sitokin) dan penghilangan efektor sel T dan sel B (misal terapi anti-CD20 pada sel B).

Faktor risiko

Sejauh ini penyebab penyakit autoimun masih belum diketahui. Meski demikian, ada beberapa faktor yang memicu seseorang berisiko menderita penyakit autoimun.

  • Genetik, yaitu haplotipe HLA tertentu meningkatkan risiko penyakit autoimun
  • Kelamin, yaitu wanita lebih sering daripada pria
  • Infeksi, yaitu virus Epstein-Barr, mikoplasma, streptokokus, Klebsiella, malaria, berhubungan dengan beberapa penyakit autoimun;
  • Sifat autoantigen, yaitu enzim dan protein (heat shock protein) sering sebagai antigen sasaran dan mungkin bereaksi silang dengan antigen mikrob
  • Obat-obatan, yaitu obat tertentu dapat menginduksi penyakit autoimun
  • Usia, sebagian besar penyakit autoimun terjadi pada usia dewasa

Pengobatan

Pengobatan diperlukan untuk mengontrol reaksi autoimun dengan menekan sistem kekebalan tubuh. Namun, beberapa obat digunakan reaksi autoimun juga mengganggu kemampuan tubuh dalam melawan penyakit, terutama infeksi.

Obat yang menekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan) contohnya azatiopirin, klorambusil, siklofosfamid, mikofenolat, dan metoreksat. Kortikosteroid seperti prednison sering diberikan secara oral, yang mampu mengurangi radang sebaik menekan sistem kekebalan tubuh. Kortikosteroid yang digunakan dalam jangka panjang memiliki banyak efek samping.

Etanercept, infliximab, dan adalimumab adalah contoh obat-obat yang menghalangi aksi Faktor nekrosis tumor-alfa (TNF). Obat ini sangat efektif dalam mengobati artritis reumatoid (RA), tetapi bisa menyebabkan efek pada tubuh menjadi lebih mudah terkena infeksi.

Obat lain bertarget pada sel darah putih yaitu abatacept yang menghalangi pengaktifan sel T dan dipakai pada RA. Rituximab, suatu obat antikanker juga efektif dalam pengobatan RA.

Plasmapheresis digunakan untuk mengobati beberapa gangguan autoimun. Darah dialirkan dan disaring untuk menyingkirkan antibodi abnormal. Lalu darah yang disaring dikembalikan kepada pasien.

Referensi

Tags:

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

Segitiga BermudaMontesquieuArifin TasrifTim nasional sepak bola LuksemburgSejarah IndonesiaXXX (film)Sulawesi SelatanGibraltarSerat KalatidhaFreddy BudimanPerang DinginAksara JawaCarles PuigdemontTakjilJangan Bercerai BundaKurma (pohon)SugaManchester City F.C.Kode etik jurnalistikSri Baduga MaharajaDaftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta SelatanNawawi al-BantaniRaden Rakha DaniswaraAgum GumelarGTraktatHürrem SultanRamayanaPSM MakassarDaftar hari penting di IndonesiaStand Up Comedy Indonesia Kompas TVBank MandiriKonferensi Asia–AfrikaAbjad ArabSokotraKazakhstanPernikahan dalam IslamJulian NagelsmannAmanda RigbyDaftar kabupaten dan kota di IndonesiaGelar akademikTragedi TrisaktiJirayutBantenChairil AnwarBabymetalTürkiye Radyo ve Televizyon KurumuYandexJerome PolinTulus (penyanyi)Gigi HadidYansen IndianiHarry StylesSaddam HusseinPertempuran Medan AreaAgamaGerakan Non-BlokKorea UtaraKereta Api IndonesiaMukhamad MisbakhunLiliana Tanaja TanoesoedibjoNaruto UzumakiSandiaga UnoDaftar ibu kota di AustraliaAndika PerkasaDaftar partai politik di IndonesiaWuduBuya Hamka (film)Wawasan NusantaraBola voliIndonesiaAndre TaulanyUmar bin KhattabLuhut Binsar PanjaitanWali SangaSalat Tarawih1Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan🡆 More