Pendaratan Di Sungai Kesang

Pendaratan di Sungai Kesang (29 Oktober 1964) adalah pendaratan amfibi oleh sekelompok relawan Indonesia di dekat Sungai Kesang di perbatasan negara bagian Malaka dan Johor, Malaysia, Semenanjung Malaya sebelah barat daya.

Pendaratan ini terjadi pada masa konfrontasi Indonesia–Malaysia, perang tidak resmi antara Malaysia dan Indonesia pada awal 1960-an yang mempertentangkan pembentukan Federasi Malaysia yang mencakup wilayah utara Kalimantan, wilayah yang hendak dikuasai Indonesia untuk meningkatkan kekuasaan dan pengaruhnya di Asia Tenggara.

Pendaratan ini merupakan bagian dari kampanye besar berupa penyusupan ke wilayah Malaysia pada musim gugur dan dingin tahun 1964. Kampanye tersebut dipimpin Presiden Indonesia Sukarno sebagai wujud dari pidato 17 Agustusnya tentang vivere pericoloso dengan tujuan mendirikan pangkalan pemberontakan Komunis. Pendaratan pertama dilancarkan di Distrik Pontian, Johor, tetapi dengan cepat ditanggapi oleh pasukan keamanan Persemkamuran. Operasi di Sungai Kesang adalah operasi keenam dalam rangkaian penyusupan oleh Indonesia. Pada malam hari tanggal 29 Oktober, dua kelompok mendarat, masing-masing di tepi kiri dan kanan sungai. Seperti upaya-upaya pendaratan sebelumnya, warga melaporkan kehadiran para penyusup ke polisi setempat dan tentara Persemakmuran langsung menyisir wilayah tersebut dan menangkap hampir semua penyusup Indonesia.

Sungai Kesang bukan satu-satunya upaya pasukan Indonesia untuk menduduki pedalaman Malaya, tetapi penangkapan rutin oleh pasukan Sekutu mulai mengurangi dampak keamanan dan diplomatik dari pendudukan tersebut sehingga semakin tidak efektif. Namun demikian, pendaratan ini merupakan peristiwa pertama yang melibatkan kontak senjata antara tentara Australia dan Indonesia dan menjadi topik kontroversi di kedua negara tersebut serta meningkatkan ketegangan di antara keduanya.

Sumber

  • Cheng Leng, Lim; Eng Lee, Khor (2016). Waging an Unwinnable War: The Communist Insurgency in Malaysia (1948–1989) (edisi ke-online). Xlibris Corporation. ISBN 978-1-5245-1863-9. 
  • Easter, David (2012). Britain and the Confrontation with Indonesia, 1960–66. I. B. Tauris. ISBN 978-0-85772-115-0. 
  • Pfenningworth, Ian (2008). Tiger Territory. Rosenberg. ISBN 978-1-922013-18-7. 
  • Naval Review. Annapolis, MD: United States Naval Institute. 1969. ISSN 0077-6238. 
  • The Journal of the Royal Artillery. 100–103. Woolwich: Royal Artillery Institution. 1973. OCLC 8433089. 
  • Tink, Andrew (2014). Australia 1901 – 2001: A narrative history. NewSouth. ISBN 9781742241876. 

Tags:

Asia TenggaraIndonesiaJohorKalimantanKonfrontasi Indonesia–MalaysiaMalakaMalaysiaPerang amfibiSemenanjung Malaya

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

Mesin slotJ&T Express28 MaretRaiders of the Lost ArkPemilihan umum Presiden Indonesia 2004Mahkamah Konstitusi Republik IndonesiaDaftar kecabangan TNI Angkatan DaratPendidikanAgus SubiyantoAlgoritmaVatikanAmerika SerikatSuku JawaSistem presidensialAbdurrahman WahidPerang Dunia IKekhalifahan UmayyahAgresi Militer Belanda IAli bin Abi ThalibDaftar film terlaris di JepangUpin & IpinManajemenJessica MilaINRIDaftar stasiun radio di DKI JakartaOratmangunBudi Pekerti (film)Kebangkitan YesusJembatan Nasional SuramaduArgentinaKabinet Natsir2LiberalismePersik KediriTriliunSoemitro DjojohadikoesoemoLailatulqadarPertempuran BadarMasturbasiNusa Tenggara TimurMusaPerserikatan Bangsa-BangsaJabodetabekpunjurDharma PongrekunAnda (penyanyi)Minal 'Aidin wal-FaizinAbu Bakar ash-ShiddiqDaftar kota di Indonesia menurut provinsiSkotlandiaSantri Pilihan BundaSandiaga UnoTurkiBiantiningsih Miderawati DjiwandonoSistem parlementerMaladewaHak Angket Dewan Perwakilan RakyatIsaDaftar kabupaten dan kota di Jawa TengahPancasilaRusdi KiranaPersija JakartaNegara Kesatuan Republik IndonesiaGunung EverestLambang unsurKualifikasi Piala Dunia FIFA 2022 – Babak Ketiga AFCLiverpool F.C.Kalimantan TengahAtomTijjani ReijndersRiauTransjakartaGaruda IndonesiaLGBTSepak bolaKucingSurah Al-BaqarahTim nasional sepak bola IrakMedia sosialTandyo Budi Revita🡆 More