Palinologi merupakan ilmu yang mempelajari benda alami/partikel yang sangat kecil.
Ahli palinologi mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya, di antaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen.
Istilah palinologi diperkenalkan oleh Hyde dan Williams pada tahun 1944, berdasarkan surat-menyurat dengan ahli geologi Swedia yang bernama Antevs, dalam Pollen Analysis Circular (salah satu jurnal yang mengkhususkan pada analisis serbuk sari, yang diproduksi oleh Paul Sears di Amerika Utara). Hyde dan Williams memilih palinologi berdasarkan kata dalam Bahasa Yunani paluno yang berarti 'memercikan' dan pale yang berarti 'debu' (sehingga mirip dengan kata dalam Bahasa Latin pollen).
Dengan palinologi, para ilmuwan dapat mengetahui temperatur, dan kondisi lingkungan tempat sampel ditemukan.
Palinologis menggunakan mikroskop untuk mengidentifikasi jenis partikel yang diteliti. Terkadang, mereka juga menjalankan uji kimia untuk mengetahui komposisi partikel.
Metode mikropaelontologi dan palinologi berbeda. Mikropaleontologi biasanya melibatkan menghancurkan dan melarutkan batuan. Palinologi melibatkan sedimen dan tanah.
Tugas utama dari palinologis adalah mengidentifikasi partikel. Banyak jenis partikel dapat teridentifikasi dalam satu sampel. Partikel bisa jadi:
This article uses material from the Wikipedia Bahasa Indonesia article Palinologi, which is released under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 license ("CC BY-SA 3.0"); additional terms may apply (view authors). Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali dinyatakan lain. Images, videos and audio are available under their respective licenses.
®Wikipedia is a registered trademark of the Wiki Foundation, Inc. Wiki Bahasa Indonesia (DUHOCTRUNGQUOC.VN) is an independent company and has no affiliation with Wiki Foundation.