Baayun Mulud: Upacara Adat di Indonesia

Baayun Mulud adalah kegiatan mengayun bayi atau anak sambil membaca syair maulid yang dilaksanakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad.

Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan. Kata Baayun artinya ayunan atau buaian, sedangkan kata mulud berasal dari bahasa Arab yang artinya ungkapan masyarakat Arab untuk kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, Baayun Mulud artinya kegiatan mengayun anak (bayi) sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Baayun Mulud: Upacara Adat di Indonesia
Suasana baayun Mulud di Masjid Sultan Suriansyah, Banjarmasin pada tahun 2023

Pelaksanaan

Baayun Mulud: Upacara Adat di Indonesia 
Peserta Baayun Mulud duduk dan rebahan di ayunan

Tujuan tradisi ini adalah anak-anak Banjar jika sudah besar nanti mengikuti ketauladanan Nabi Muhammad SAW dan berbakti kepada kedua orang tua. Tradisi ini bisanya dilakukan di masjid. Peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dalam Baayun Mulud adalah ayunan yang dibuat dari kain sarung wanita atau (tapih bahalai) yang pada ujungnya diikat dengan tali/pengait. Kain ayunan terdiri dari tiga lapis. Lapisan paling atas adalah kain sarigading atau sasirangan (kain tenun khas Banjar). Ayunan dihias dengan janur pohon nipah atau pohon enau dan pohon kelapa, buah pisang, kue cucur, kue cincin, ketupat denga segala bentuk, dan hisan lainnya. Baayun mulud memiliki syarat upacara yang disebut piduduk. Piduduk terdiri dari 3,5 liter beras, 1 gula merah, garam untuk anak laki-laki dan sedikit garam ditambah minyak goreng untuk anak perempuan.

Sejarah

Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Kalimantan Selatan menganut kepercayaan nenek moyang. Baayun Mulud adalah perpaduan budaya antara budaya Islam dengan kepercayaan nenek moyang Tradisi mengayun ini sudah ada sebelum Islam masuk di Kalimantan Selatan.. Tradisi ini bermula di Kabupaten Tapin (khususnya di Desa Banua Halat, Kecamatan Tapin Utara). Namun kemudian berkembang dan dilaksanakan di seluruh daerah Kalimantan Selatan. Tradisi ini dianggap sebagai konversi antara agama orang Dayak yang mendiami Banua Halat dan daerah sekitarnya, yang semula menganut kepercayaan Kaharingan dan kemudian memeluk agama Islam.

Referensi

Tags:

ArabBanjarBayiKalimantan SelatanMaulidMaulid NabiRabiul Awal

🔥 Trending searches on Wiki Bahasa Indonesia:

Federasi Sepak Bola PerbaraAndre RosiadeAgamaPiala Dunia FIFA 2022Martha Christina TiahahuKejuaraan Futsal AFC 2024Olimpiade Musim Panas 2024Partai Keadilan SejahteraTMusikPeringkat Dunia FIFAOlimpiade Musim Panas3 IndonesiaKalender HijriahRhoma IramaSoccer ChannelKerajaan KalinggaAbidzar Al-GhifariYandexPangeran AntasariAfganistanIrakFC Bayern MünchenWhatsAppGuineaPlanetOrang MinangkabauKomunikasiStatistikaAnies BaswedanRumah GadangMarsSerangan bom atom Hiroshima dan NagasakiPerundingan LinggarjatiJoko PinurboMarc MárquezPolitik EtisAustraliaMagisterBudaya IndonesiaPanitia SembilanShopeePemberontakan PKI 1948Suku BaduiNeymarCerezo OsakaGunung BromoJawa BaratPersija JakartaHTTPSOffsideAgus Harimurti YudhoyonoKepulauan Bangka BelitungIndonesia RayaJawaAnthony SalimKamus Besar Bahasa IndonesiaKorupsiBendera UzbekistanNarkobaTere LiyeTendangan penaltiBhinneka Tunggal IkaLiga 3 (Indonesia)Pencak silatKota SemarangAzerbaijanIgnasius JonanIndische PartijYoo Jae-hoonTim nasional sepak bola U-20 IndonesiaManchester United F.C.CuacaDaftar penyiar RCTIMinal 'Aidin wal-FaizinReformasi Indonesia (1998–sekarang)EuforiaBank sentralAceh🡆 More