Sepuluh Perintah Tuhan, dikenal pula dengan istilah Sepuluh Firman Tuhan, Dasa Firman, Dasa Titah, atau Dekalog (Yunani: δέκα λόγοι), adalah satu kumpulan prinsip biblika terkait etika dan ibadah, yang memegang suatu peranan penting dalam Yudaisme dan Kekristenan.
Perintah-perintah ini berisi instruksi untuk beribadah kepada Tuhan saja, menghormati orang tua sendiri, dan memelihara hari Tuhan, serta larangan terhadap pemberhalaan, penghujatan, pembunuhan, perzinaan, pencurian, ketidakjujuran, dan hasrat akan hal-hal yang dilarang. Masing-masing kelompok keagamaan mungkin memiliki tradisi tersendiri dalam melakukan penafsiran dan penomoran perintah-perintah ini.
Disebutkan bahwa kumpulan perintah ini disampaikan oleh Allah kepada bangsa Israel melalui perantaraan Nabi Musa dan ditulis pada kedua loh batu dengan jari Tuhan. Sepuluh Perintah Allah tercantum dua kali dalam Alkitab Ibrani (Yahudi) atau Perjanjian Lama (Kristen), pertama di Keluaran 20:2-17, kemudian di Ulangan 5:6-21.
Sebagian kalangan membedakan "Dekalog Etika" dengan seri Sepuluh Perintah dalam Keluaran 34 yang dinamakan "Dekalog Ritual".
Dalam bahasa Ibrani Biblika, Sepuluh Perintah Allah disebut עשרת הדברים (ditransliterasikan aseret ha-d'varîm) dan dalam bahasa Ibrani Rabinik עשרת הדברות (ditransliterasikan asereth ha-dibrot), keduanya dapat diterjemahkan menjadi "kesepuluh kata", "kesepuluh firman" or "kesepuluh hal".
Sepuluh Perintah Tuhan ini terdapat juga di dalam Ulangan 5:6-21. Kitab Ulangan memuat perbedaan penandaan dengan yang dicatat Keluaran. Dalam Kitab Keluaran dikatakan bahwa perintah untuk merayakan hari Sabat untuk mengingatkan berhentinya pekerjaan Penciptaan. Allah sendiri bekerja selama enam hari dalam menciptakan langit, bumi dan segala isinya, dan pada hari yang ketujuh Allah berhenti mencipta dan memberkati hari itu (Keluaran 20:10-11). Dalam Kitab Ulangan, perayaan hari Sabat untuk mengingatkan kisah pembebasan Israel dari perbudakan di Mesir. Hari Sabat harus dirayakan untuk memberikan kesempatan beristirahat kepada setiap hewan yang ada karena bangsa Israel sendiri pun dulunya adalah bangsa budak yang kemudian diberikan kebebasan oleh Tuhan. Karena itu, sekarang Israel pun dilarang memperbudak orang lain, dan makhluk lainnya (Ulangan 5:14-15).
Berikut isi kesepuluh perintah tersebut dari TB LAI:
Masing-masing tradisi keagamaan membagi ketujuh belas ayat dari Keluaran 20:1–17 dan persamaannya di Ulangan 5:4–21 menjadi sepuluh "perintah" atau "firman" dengan cara-cara berbeda, sebagaimana diperlihatkan dalam tabel di bawah. Beberapa pihak mengemukakan bahwa angka sepuluh lebih merupakan pilihan untuk membantu menghafalnya daripada persoalan teologis.
Tradisi-tradisi:
LXX | F | S | T | A | K | L | R | Artikel utama | Keluaran 20:1-17 | Ulangan 5:4-21 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
— | — | — | 1 | — | 1 | — | (1) | Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. | 2 | 6 |
1 | 1 | 1 | 2 | 1 | 1 | 1 | 1 | Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku | 3 | 7 |
2 | 2 | 1 | 2 | 1 | 1 | — | 2 | Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun | 4–6 | 8–10 |
3 | 3 | 2 | 3 | 2 | 2 | 2 | 3 | Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan | 7 | 11 |
4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 4 | Kuduskanlah hari Sabat | 8–11 | 12–15 |
5 | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | Hormatilah ayahmu dan ibumu | 12 | 16 |
6 | 7 | 5 | 6 | 5 | 5 | 5 | 6 | Jangan membunuh | 13 | 17 |
7 | 6 | 6 | 7 | 6 | 6 | 6 | 7 | Jangan berzinah | 14 | 18 |
8 | 8 | 7 | 8 | 7 | 7 | 7 | 8 | Jangan mencuri | 15 | 19 |
9 | 9 | 8 | 9 | 8 | 8 | 8 | 9 | Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu | 16 | 20 |
10 | 10 | 9 | 10 | 10 | 10 | 9 | 10 | Jangan mengingini (rumah sesamamu) | 17a | 21b |
10 | 10 | 9 | 10 | 9 | 9 | 10 | 10 | Jangan mengingini (istri sesamamu) | 17b | 21a |
10 | 10 | 9 | 10 | 10 | 10 | 10 | 10 | Jangan mengingini (hamba, hewan, atau apapun yang dipunyai sesamamu) | 17c | 21c |
— | — | 10 | — | — | — | — | — | Haruslah kamu mendirikan altar yang kuperintahkan kepadamu di atas Gunung Gerizim | 17d (Samaria) | 21d (Samaria) |
Kebanyakan tradisi dalam Kekristenan berpegang pada pandangan bahwa Sepuluh Perintah Tuhan memiliki otoritas ilahi dan terus berlaku sampai kapan saja, kendati masing-masing tradisi mungkin memiliki penafsiran berbeda dan pemanfaatan tersendiri. Dalam hampir sepanjang sejarah Kekristenan, dekalog ini dipandang sebagai suatu ringkasan hukum Tuhan dan tolok ukur perilaku, pusat kehidupan Kristen, kesalehan, serta ibadah.
Dalam Khotbah di Bukit, Yesus secara eksplisit merujuk larangan terhadap pembunuhan dan perzinaan. Dalam Matius 19:16-19, Yesus mengulang kembali lima perintah dari Sepuluh Perintah Tuhan, diikuti oleh perintah yang disebut "hukum yang kedua" (Matius 22:34-40) setelah "hukum yang terutama dan yang pertama".
Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah." Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
— Matius 19:16-19
Dalam Surat Roma, Rasul Paulus juga menyebutkan lima perintah dari Sepuluh Perintah Tuhan dan menghubungkannya dengan perintah mengasihi sesama.
Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
— Roma 13:8-10
Dalam pandangan Gereja Katolik, Yesus membebaskan umat Kristen dari seluruh hukum Yahudi, tetapi tidak dari kewajiban mereka untuk memelihara Sepuluh Perintah Tuhan. Dikatakan bahwa perintah-perintah ini diberikan untuk tatanan moral, sementara kisah penciptaan adalah untuk tatanan alam atau kodrati.
Menurut Katekismus Gereja Katolik, yang adalah pemaparan resmi keyakinan Kristiani Gereja Katolik, Sepuluh Perintah Tuhan dipandang penting untuk pertumbuhan dan kesehatan rohani yang baik, serta berfungsi sebagai dasar bagi keadilan sosial. Ajaran Gereja mengenai Sepuluh Perintah Tuhan utamanya didasarkan pada Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan tulisan-tulisan dari para Bapa Gereja awal. Dalam Perjanjian Baru, Yesus mengakui keabsahan perintah-perintah ini dan menginstruksikan murid-murid-Nya untuk melangkah lebih jauh, mensyaratkan suatu kebenaran yang melebihi daripada para ahli kitab dan Farisi. Perintah-perintah ini dirangkum oleh Yesus menjadi dua "hukum kasih" yang mengajarkan untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama, menginstruksikan setiap individu untuk mempertahankan relasi yang baik dengan keduanya.
Sepuluh Perintah Tuhan
(Nabi Musa)
Akulah YHWH Tuhan-mu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir dari tempat perbudakan.
1. Jangan menyembah ilah lain.
2. Jangan membuat bagimu patung patung yang menyerupai apapun yang ada di langit atau di bumi di bawah atau didalam air di bawah bumi.
3. Jangan menyebut Nama YHWH Tuhan-mu dengan sembarangan Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut namanya dengan sembarangan.
4. Ingatlah dan Kuduskanlah hari Sabat 6 hari lamanya engkau akan bekerja tetapi hari ke tujuh adalah hari Sabat.
5. Hormatilah Ayahmu dan Ibumu supaya lanjut umurmu ditanah yang diberikan tuhan Allah-mu kepadamu.
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzina.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu
10. Jangan mengingini rumah sesamamu istrinya atau hambanya atau lembunya atau keledainya atau apapun yang dipunyai sesamamu.
Kebenaran-kebenaran moral yang dipegang Gereja Ortodoks Timur utamanya terkandung dalam Sepuluh Perintah Tuhan. Pengakuan dosa diawali dengan pembacaan Sepuluh Perintah Tuhan oleh bapa pengakuan (imam yang mendengarkan pengakuan dosa), dan ia menanyakan peniten perintah apa saja yang telah dilanggar.
Kendati menolak teologi moral Katolik Roma, dengan memberi penekanan lebih pada hukum alkitabiah dan injil, para teolog Protestan awal tetap mempertahankan Sepuluh Perintah Tuhan sebagai titik awal kehidupan moral Kristen. Masing-masing denominasi Kristen memiliki keragaman dalam hal bagaimana mereka menerjemahkan prinsip-prinsip dasar ini ke dalam hal-hal spesifik yang membentuk suatu etika Kristen yang sepenuhnya. Sementara kalangan Katolik menekankan tindakan untuk melaksanakan Sepuluh Perintah Tuhan, kalangan Protestan menggunakan Sepuluh Perintah Tuhan dengan maksud menguraikan kehidupan Kristen kepada setiap orang, dan membuat setiap orang menyadari, melalui kegagalan mereka menjalani kehidupan tersebut, bahwa mereka tidak mampu melakukannya sendiri.
Dalam teks Sepuluh Perintah Tuhan yang banyak digunakan kalangan Protestan, bagian pertama sampai keempat mengatur tentang hubungan manusia dengan Tuhan, sedangkan perintah kelima sampai kesepuluh mengatur hubungan manusia dengan sesama:
Pembagian perintah-perintah ini oleh Lutheran mengikuti yang ditetapkan oleh St. Agustinus, menyusul yang kelak menjadi pembagian para ahli kitab dalam sinagoge saat ini. Tiga perintah pertama mengatur hubungan antara Tuhan dengan manusia, perintah keempat sampai kedelapan mengatur hubungan bermasyarakat antar manusia, dan dua perintah terakhir mengatur pikiran-pikiran personal. Lihat Katekismus Kecil dan Katekismus Besar Martin Luther.
Dalam Al-Qur'an Allah membuat Perjanjian dengan Bani Isra'il yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW secara khusus dan tentunya kepada Nabi Musa As sebelumnya. Hal ini tertulis dalam surat Al-Baqarah 83-84 , antara lain sebagai berikut :
Dalam informasi yang dibawa Nabi Muhammad SAW dijelaskan bahwa Nabi Musa As merupakan salah satu Rasulullah yang diperintahkan untuk menyampaikan Risalah yang juga berasal nenek moyangnya yaitu Nabi Ibrahim As. Perjanjian Allah dengan Bani Israel sebenarnya merupakan millah dari Nabi Ibrahim. QS 3:95. Dan teladan yang baik bagi Nabi Muhammad SAW dan umatnya (QS 60:4). Bahkan merupakan ajaran yang ditunggu tunggu dan diridhoi oleh kaum Yahudi dan Nasrani, bila umat Nabi Muhammad SAW telah menggunakannya (QS 2:120 (Tidak akan ridho kepada mu (Muhammad SAW dan umatnya) kaum Yahudi dan Nasrani, sehingga engkau mengikuti millahnya)
Sebagai pelengkap 10 perjanjian Allah dengan Bani Israel berikut beberapa ayat-ayat Al-Qur'an yang mendukung rincian keterangan di atas.
1. Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu. (Surah Muhammad :19)
2. وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُم بِاللَّهِ إِلَّا وَهُم مُّشْرِكُونَ
Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan-Nya (dengan sembahan-sembahan lain). (Yusuf 12:106)
3. Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang dari berbuat baik, bertakwa, dan menciptakan kedamaian di antara manusia. Allah maha mendengar lagi maha mengetahui (Surah Al Baqarah :224)
4. Wahai orang-orang yang telah diberi Kitab, berimanlah pada apa yang telah Kami turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada padamu sebelum Kami mengubah wajah-wajah(-mu), lalu Kami putar ke belakang (sebagai penghinaan) atau Kami laknat mereka sebagaimana Kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (Sabtu). Ketetapan Allah pasti berlaku. (An Nisā 4:47)
5. "Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kepada keduanya "Uf" dan janganlah kamu membentak keduanya" [Al-Isra/17 : 23]
6. Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.(Surah Al Maidah 5:32)
7. "Janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk." (Surah Al Isra' 17:32)
8. Laki laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya sebagai balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Alah Maha perkasa lagi Maha bijaksana. (Surah Al Maidah 5:38)
9. Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta. (An Nahl 16:105)
10. Janganlah sekali kali engkau tujukan pandangan matamu pada kenikmatan yang telah kami anugerahkan kepada beberapa golongan dari mereka, bunga kehidupan dunia agar kami uji mereka dengan itu. Karunia tuhanmu lebih baik dan lebih kekal. (Surah Tāhā 20:131)
Juga boleh diperhatikan dalam surah ke-17, "Al-Israa" ("Perjalanan Malam"), ayat 22-37, Qur'an memberikan satu set ketetapan moral bahawa "antara ajaran yang bijaksana, yang Tuhanmu telah berikan kepada kamu" boleh dikategorikan dalam sepuluh bilangan. Hendaklah diingat ayat ini tidak dianggap oleh sarjana Islam sebagai bahagian lain daripada ajaran akhlak dalam al-Qur'an, mahupun sebagai ganti kepada yang lain.
This article uses material from the Wikipedia Bahasa Indonesia article Sepuluh Perintah Allah, which is released under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 license ("CC BY-SA 3.0"); additional terms may apply (view authors). Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali dinyatakan lain. Images, videos and audio are available under their respective licenses.
®Wikipedia is a registered trademark of the Wiki Foundation, Inc. Wiki Bahasa Indonesia (DUHOCTRUNGQUOC.VN) is an independent company and has no affiliation with Wiki Foundation.