Autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku dan interaksi sosial.
Gejala penyakit ini lebih sering terdeteksi pada masa kanak-kanak, tetapi juga dapat ditemukan ketika dewasa.
Autisme | |
---|---|
Salah satu kebiasaan khas seorang penyandang autis: menumpuk-numpuk benda (dalam foto ini yang ditumpuk adalah kaleng makanan). | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Psikiatri, psikologi, Neuropsikologi, pedagogi, Q17749492, Psikologi perkembangan |
Autisme saat ini disebut sebagai gangguan spektrum autisme atau autism spectrum disorder (ASD). Hal ini karena gejala dan tingkat keparahannya bervariasi pada tiap penderita.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh WHO, autisme terjadi pada 1 dari 160 anak di seluruh dunia. Sedangkan, di Indonesia, hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai jumlah penderita autisme.
Sejarah Autisme. Autism berasal dari Bahasa Yunani, yaitu 'autos' yang artinya "self" atau 'diri sendiri". istilah Autisme menggambarkan ciri seorang yang tidak berinteraksi dengan orang lain, menarik diri dari lingkungannya, terfokus pada diri sendiri dan seolah hidup di dunianya sendiri. Autisme pada anak diperkenalkan oleh Dr. Leo Kanner tahun 1943 seorang psikiater anak dari Universitas John Hopkins Amerika Serikat
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), autisme disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Meski penyebab autisme belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang autisme, yaitu:
Gejala pada anak autisme biasanya sudah terlihat sebelum anak berusia 3 tahun. Beberapa gejala yang bisa diperhatikan antara lain tidak adanya kontak mata dan tidak adanya respons terhadap lingkungan.
Beberapa pakar mengungkapkan 3 gejala pada penderita autisme klasik, yaitu:
Diagnosis autisme dilakukan dengan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatan keluarga pasien.
Dokter dapat memastikan diagnosis autisme pada pasien yang memiliki kriteria di bawah ini:
Autisme tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, ada beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan pasien. Melalui terapi, pasien diharapkan dapat mandiri dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Beberapa metode terapi yang dapat diberikan oleh dokter adalah:
Terapi Perilaku dan Komunikasi
Terapi ini memberikan sejumlah pengajaran pada pasien yang mencakup kemampuan dasar sehari-hari, baik verbal maupun nonverbal, yaitu:
1. Applied behaviour analysis (ABA)
Terapi analisis perilaku terapan membantu penderita agar berperilaku positif pada segala situasi. Terapi ini juga membantu pasien mengembangkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan meninggalkan perilaku negatif.
2. Developmental, individual differences, relationship-based approach (DIR)
DIR atau yang biasa disebut floortime, bertujuan untuk mengembangkan hubungan emosional antara pasien dan keluarga.
3. Occupational therapy
Terapi okupasi mendorong penderita untuk hidup mandiri dengan mengajarkan kemampuan dasar, seperti berpakaian, makan, mandi, dan berinteraksi dengan orang lain.
4. Speech therapy
Terapi wicara membantu pasien untuk belajar mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
5. Treatment and education of autistic and related communication-handicapped children (TEACCH)
Terapi ini menggunakan petunjuk visual seperti gambar yang menunjukkan tahapan dalam melakukan sesuatu. TEACCH akan membantu pasien untuk memahami bagaimana melakukan aktivitas sehari-hari, seperti berganti pakaian.
6. The picture exchange communication system (PECS)
Terapi ini juga menggunakan petunjuk visual seperti TEACCH. Namun, PECS menggunakan simbol, untuk membantu pasien berkomunikasi dan belajar mengajukan pertanyaan.
Terapi untuk Keluarga
Terapi keluarga bertujuan agar orang tua dan keluarga dapat membantu pasien beraktivitas. Keluarga akan belajar cara berinteraksi dengan pasien agar dapat mengajarkan cara berkomunikasi dan berperilaku.
Obat-obatan
Obat-obatan juga dapat diberikan guna mengendalikan gejala. Beberapa obat-obatan yang dapat diberikan oleh dokter adalah:
Pasien juga perlu mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Hal ini karena ada dugaan konsumsi gluten dan produk susu dapat memperparah gejala autisme. Meski begitu, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa pantangan terhadap produk tersebut bermanfaat untuk penderita autisme.
Autisme dapat menimbulkan beberapa komplikasi jika penderitanya tidak menjalani pengobatan. Akibatnya, aktivitas sehari-hari penderita dapat terganggu.
Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat autisme adalah:
Gejala pada penderita autisme yang berkaitan dengan gangguan interaksi dan aktivitas sosial juga dapat berdampak pada kualitas hidupnya. Penderita dapat mengalami masalah seperti:
Autisme sulit untuk dicegah, karena penyebabnya belum diketahui. Namun, dokter dapat menganjurkan beberapa hal untuk dilakukan oleh ibu hamil sebagai upaya mengurangi risiko anak terlahir dengan autisme, yaitu:
This article uses material from the Wikipedia Bahasa Indonesia article Autisme, which is released under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 3.0 license ("CC BY-SA 3.0"); additional terms may apply (view authors). Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali dinyatakan lain. Images, videos and audio are available under their respective licenses.
®Wikipedia is a registered trademark of the Wiki Foundation, Inc. Wiki Bahasa Indonesia (DUHOCTRUNGQUOC.VN) is an independent company and has no affiliation with Wiki Foundation.